Presiden Turki minta demonstran menahan diri
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Turki Abdullah Gul pada Senin (3/6/2013), meminta para demonstran anti-pemerintah untuk bersikap tenang. Seruan ini dilayangkan Gul, setelah demonstrasi menginjak hari ke tujuh. Presiden memperingatkan, bahwa aksi protes bisa saja disusupi oleh kelompok-kelompok ilegal.
Berbicara kepada wartawan di Ankara, Gul mengatakan, demokrasi Turki telah diuji. “Sekarang saatnya untuk tetap tenang," ujar Gul, seperti dikutip dari Xinhua. Menurutnya, Pemerintah Turki telah menerima semua pesan dengan niat baik.
"Jika ada yang keberatan, tidak ada yang lebih alami daripada menyuarakannya. Demokrasi bukan hanya tentang pemilu," kata Gul. "Semua pesan dengan niat baik, akan diterima. Dan, apa yang perlu dilakukan, akan dikerjakan ketika saatnya tiba," tambahnya.
Protes anti-pemerintah telah melanda 67 provinsi di seluruh wilayah Turki, termasuk Ibu Kota Ankara dan kota-kota di pesisir, seperti Antalya dan Izmir. Protes dimulai dari penolakan dibongkarnya Taman Gezi di Kota Istanbul.
Lambat laun, protes berkembang menjadi anti pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan. Di Istanbul, 100 ribu orang dilaporkan turun ke jalan-jalan selama akhir pekan lalu dan terlibat bentrok dengan polisi anti huru hara yang menembakkan gas air mata.
Dalam dua hari terakhir, ribuan orang demonstran coba menyerang kantor PM Erdogan di Istanbul. Akibatnya, beberapa jendela pecah oleh lemparan batu dan beberapa pengunjuk rasa membakar kantor partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa.
Berbicara kepada wartawan di Ankara, Gul mengatakan, demokrasi Turki telah diuji. “Sekarang saatnya untuk tetap tenang," ujar Gul, seperti dikutip dari Xinhua. Menurutnya, Pemerintah Turki telah menerima semua pesan dengan niat baik.
"Jika ada yang keberatan, tidak ada yang lebih alami daripada menyuarakannya. Demokrasi bukan hanya tentang pemilu," kata Gul. "Semua pesan dengan niat baik, akan diterima. Dan, apa yang perlu dilakukan, akan dikerjakan ketika saatnya tiba," tambahnya.
Protes anti-pemerintah telah melanda 67 provinsi di seluruh wilayah Turki, termasuk Ibu Kota Ankara dan kota-kota di pesisir, seperti Antalya dan Izmir. Protes dimulai dari penolakan dibongkarnya Taman Gezi di Kota Istanbul.
Lambat laun, protes berkembang menjadi anti pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan. Di Istanbul, 100 ribu orang dilaporkan turun ke jalan-jalan selama akhir pekan lalu dan terlibat bentrok dengan polisi anti huru hara yang menembakkan gas air mata.
Dalam dua hari terakhir, ribuan orang demonstran coba menyerang kantor PM Erdogan di Istanbul. Akibatnya, beberapa jendela pecah oleh lemparan batu dan beberapa pengunjuk rasa membakar kantor partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa.
(esn)