China tolak kritikan Badan HAM PBB
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah China menolak kritik yang dilayangkan Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB seputar pemulangan 9 pengungsi Korea Utara (Korut) yang melarikan diri ke Laos.
"Kami berharap bahwa Kantor Komisaris Tinggi HAM PBB tidak membuat pernyataan tidak bertanggung jawab berdasarkan berita yang tidak ditentukan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei pada briefing regular, Senin (3/6/2013), seperti dikutip dari Xinhua.
Tiga pekan lalu, sembilan pencari suaka asal Korut itu ditangkap di Laos. Kemudian, mereka dikirim ke China pada awal pekan lalu dan satu hari kemudian diterbangkan ke Korut. Dikhawatirkan, para pengungsi ini akan mendapat hukuman berat setibanya di Korut.
Komisi Tinggi HAM PBB dan badan-badan pengungsi pada akhir pekan lalu mengkritik Pemerintah China dan Laos atas pemulangan pengungsi Korut ini. Kritikan inilah yang memicu reaksi dari Kementerian Luar Negeri China.
China juga tampaknya mencoba untuk menjauhkan diri dari repatriasi dan mengatakan para pengungsi telah melewati negara itu dengan dokumen dan visa yang sah. "Dalam seluruh proses, China belum menerima permintaan dari pihak manapun untuk membantu dalam pemulangan orang-orang ini," tambah Lei.
Kasus sembilan pencari suaka itu telah menyita perhatian internasional. Sebagian dari pencari suaka itu adalah pemuda dan para yatim piatu. Mereka ditangkap pada 10 Mei lalu, dengan tuduhan karena masuk secara ilegal, kementerian luar negeri Korea Selaran (Korsel) menyatakan, sembilan pencari suaka itu berusia antara 14-18 tahun.
Kebanyakan para pengungsi Korut mulai melarikan diri dengan menyeberang ke China, kemudian menuju ke beberapa negara di Asia Tenggara, sebelum akhirnya meminta izin bermukim di Korsel.
"Kami berharap bahwa Kantor Komisaris Tinggi HAM PBB tidak membuat pernyataan tidak bertanggung jawab berdasarkan berita yang tidak ditentukan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei pada briefing regular, Senin (3/6/2013), seperti dikutip dari Xinhua.
Tiga pekan lalu, sembilan pencari suaka asal Korut itu ditangkap di Laos. Kemudian, mereka dikirim ke China pada awal pekan lalu dan satu hari kemudian diterbangkan ke Korut. Dikhawatirkan, para pengungsi ini akan mendapat hukuman berat setibanya di Korut.
Komisi Tinggi HAM PBB dan badan-badan pengungsi pada akhir pekan lalu mengkritik Pemerintah China dan Laos atas pemulangan pengungsi Korut ini. Kritikan inilah yang memicu reaksi dari Kementerian Luar Negeri China.
China juga tampaknya mencoba untuk menjauhkan diri dari repatriasi dan mengatakan para pengungsi telah melewati negara itu dengan dokumen dan visa yang sah. "Dalam seluruh proses, China belum menerima permintaan dari pihak manapun untuk membantu dalam pemulangan orang-orang ini," tambah Lei.
Kasus sembilan pencari suaka itu telah menyita perhatian internasional. Sebagian dari pencari suaka itu adalah pemuda dan para yatim piatu. Mereka ditangkap pada 10 Mei lalu, dengan tuduhan karena masuk secara ilegal, kementerian luar negeri Korea Selaran (Korsel) menyatakan, sembilan pencari suaka itu berusia antara 14-18 tahun.
Kebanyakan para pengungsi Korut mulai melarikan diri dengan menyeberang ke China, kemudian menuju ke beberapa negara di Asia Tenggara, sebelum akhirnya meminta izin bermukim di Korsel.
(esn)