Kepala Universitas Al Najah jadi PM Palestina
A
A
A
Sindonews.com- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas membentuk pemerintahan baru untuk menggantikan pemerintahan Perdana Menteri Salam Fayyad. Profesor Linguistik Universitas Al Najah, Rami Hamdallah, ditunjuk sebagai PM yang baru.
Abbas memanggil Al-Hamadallah ke kantornya pada Minggu (2/6/2013). Pembentukan pemerintahan baru itu, tidak ada hubungannya dengan kesepakatan rekonsiliasi antara Partai Fatah pimpinan Abbas dan Hamas pada 2011 lalu. Berdasarkan perjanjian itu, Abbas seharusnya memimpin pemerintahan transisi sampai semua pihak bersatu.
Namun, penunjukkan PM yang baru itu ditentang pihak Hamas. Mereka menyebut, pemerintahan baru yang dibentuk Abbas di Tepi Barat sebagai tindakan ilegal. ”Ini adalah reproduksi dari pengalaman sebelumnya dan hanya formasi otoritas Presiden Mahmoud Abbas," kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, seperti dikutip
Reuters.
Barhoum mengkritisi otorisasi Abbas yang secara sepihak membentuk pemerintahan baru yang didukung Barat, sebagai pengganti PM Salam Fayyad.
Fayyad berhenti bulan lalu karena perbedaan pendapat dengan Abbas. Setelah menerima pengunduran diri Fayyad, Abbas mengatakan ia akan membentuk kesatuan transisi pemerintah yang berkuasa Gaza dan Tepi Barat yang telah disepakati sebelumnya antara partai Fatah dan Hamas. Namun, kedua belah pihak gagal minta Qatar dan Mesir memediasi kesepakatan itu.
Abbas memanggil Al-Hamadallah ke kantornya pada Minggu (2/6/2013). Pembentukan pemerintahan baru itu, tidak ada hubungannya dengan kesepakatan rekonsiliasi antara Partai Fatah pimpinan Abbas dan Hamas pada 2011 lalu. Berdasarkan perjanjian itu, Abbas seharusnya memimpin pemerintahan transisi sampai semua pihak bersatu.
Namun, penunjukkan PM yang baru itu ditentang pihak Hamas. Mereka menyebut, pemerintahan baru yang dibentuk Abbas di Tepi Barat sebagai tindakan ilegal. ”Ini adalah reproduksi dari pengalaman sebelumnya dan hanya formasi otoritas Presiden Mahmoud Abbas," kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, seperti dikutip
Reuters.
Barhoum mengkritisi otorisasi Abbas yang secara sepihak membentuk pemerintahan baru yang didukung Barat, sebagai pengganti PM Salam Fayyad.
Fayyad berhenti bulan lalu karena perbedaan pendapat dengan Abbas. Setelah menerima pengunduran diri Fayyad, Abbas mengatakan ia akan membentuk kesatuan transisi pemerintah yang berkuasa Gaza dan Tepi Barat yang telah disepakati sebelumnya antara partai Fatah dan Hamas. Namun, kedua belah pihak gagal minta Qatar dan Mesir memediasi kesepakatan itu.
(esn)