China butuh bantuan WHO untuk produksi vaksin H7N9
A
A
A
Sindonews.com - Seorang pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan, penelitian untuk menemukan vaksin virus flu burung jenis baru, H7N9, memerlukan dukungan teknis serta kerjasama dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta lembaga profesional terkait, Rabu (24/4/2013).
"Penelitian untuk menemukan vaksin H7N9 adalah sebuah pekerjaan yang sulit dan memakan waktu yang sangat panjang," ungkap Yang Weizhong, Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China saat mengadakan pertemuan dengan anggota WHO untuk menangani dan mencegah penyebaran H7N9.
Nancy Cox, seorang pejabat WHO mengatakan, keputusan untuk melakukan studi lebih awal untuk menemukan vaksin H7N9 yang tepat adalah sebuah tindakan yang bijaksana.
"Sejak tiga tahun yang lalu, beberapa negara telah memulai studi lebih awal untuk menemukan vaksin H7N9. Sejak itu, WHO telah menggorganisir beberapa negara untuk memilih beberapa kandidat vaksin melalui jaringan pemantauan laboratorium global," jelasnya.
Sampai Rabu sore, jumlah warga China yang terinfeksi flu burung H7N9 telah mencapai 108 orang, sebanyak 23 orang di antaranya telah meninggal. Virus H7N9 kali pertama ditemukan di China pada akhir Maret silam.
Menurut Komisi Kesehatan Nasional dan Keluarga Berencana China, hingga kini tercatat sudah 108 warga negara itu yang terjangkit virus flu burung H7N9. Dari jumlah itu, 22 di antaranya telah meninggal dunia.
"Penelitian untuk menemukan vaksin H7N9 adalah sebuah pekerjaan yang sulit dan memakan waktu yang sangat panjang," ungkap Yang Weizhong, Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China saat mengadakan pertemuan dengan anggota WHO untuk menangani dan mencegah penyebaran H7N9.
Nancy Cox, seorang pejabat WHO mengatakan, keputusan untuk melakukan studi lebih awal untuk menemukan vaksin H7N9 yang tepat adalah sebuah tindakan yang bijaksana.
"Sejak tiga tahun yang lalu, beberapa negara telah memulai studi lebih awal untuk menemukan vaksin H7N9. Sejak itu, WHO telah menggorganisir beberapa negara untuk memilih beberapa kandidat vaksin melalui jaringan pemantauan laboratorium global," jelasnya.
Sampai Rabu sore, jumlah warga China yang terinfeksi flu burung H7N9 telah mencapai 108 orang, sebanyak 23 orang di antaranya telah meninggal. Virus H7N9 kali pertama ditemukan di China pada akhir Maret silam.
Menurut Komisi Kesehatan Nasional dan Keluarga Berencana China, hingga kini tercatat sudah 108 warga negara itu yang terjangkit virus flu burung H7N9. Dari jumlah itu, 22 di antaranya telah meninggal dunia.
(esn)