Besok, Obama akan terbang ke Boston
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama akan terbang ke Boston, Kamis (18/4/2013) untuk mengunjungi para korban akibat ledakan dua buah bom di arena Boston Marathon, awal pekan ini.
"Pada Kamis pagi, Presiden akan melakukan perjalanan ke Boston untuk berbicara pada acara yang didedikasikan bagi mereka yang terluka parah atau tewas dalam pemboman di dekat garis finish Boston Marathon," kata pernyataan Gedung Putih, Rabu (17/4/2013).
Obama telah menegaskan, bahwa pemboman di Boston Marathon adalah aksi terorisme. Label aksi terorisme meluncur dari mulut Obama, setelah ia melakukan pembicaraan dengan Kepala FBI Robert S. Mueller, Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano, dan Kepala Penasihat Kontraterorisme, Lisa Monaco.
Dalam pembicaraan itu disimpulkan, bahwa bukti-bukti yang ada menunjukan kalau bom Boston adalah aksi terorisme. Sebelumnya, saat kali pertama memberikan komentar atas aksi mematikan ini, Obama tidak menggunakan kata terorisme.
Teror mematikan yang terjadi di dekat garis finish Boston Marathon itu menewaskan 3 orang dan melukai 170 lainnya. Banyak di antara korban luka terpaksa menjalani amputasi. Korban luka akibat dua buah bom yang meledak hanya berselang 13 detik itu termasuk 9 orang anak-anak yang berada di lokasi kejadian.
Salah seorang korban tewas adalah seorang bocah berusia 8 tahun, Martin Richard yang tengah menunggu ayahnya di garis finish. Dua korban lainnya adalah seorang wanita bernama Krystle Campbell dan seorang warga China yang tak diungkapkan jati dirinya.
"Pada Kamis pagi, Presiden akan melakukan perjalanan ke Boston untuk berbicara pada acara yang didedikasikan bagi mereka yang terluka parah atau tewas dalam pemboman di dekat garis finish Boston Marathon," kata pernyataan Gedung Putih, Rabu (17/4/2013).
Obama telah menegaskan, bahwa pemboman di Boston Marathon adalah aksi terorisme. Label aksi terorisme meluncur dari mulut Obama, setelah ia melakukan pembicaraan dengan Kepala FBI Robert S. Mueller, Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano, dan Kepala Penasihat Kontraterorisme, Lisa Monaco.
Dalam pembicaraan itu disimpulkan, bahwa bukti-bukti yang ada menunjukan kalau bom Boston adalah aksi terorisme. Sebelumnya, saat kali pertama memberikan komentar atas aksi mematikan ini, Obama tidak menggunakan kata terorisme.
Teror mematikan yang terjadi di dekat garis finish Boston Marathon itu menewaskan 3 orang dan melukai 170 lainnya. Banyak di antara korban luka terpaksa menjalani amputasi. Korban luka akibat dua buah bom yang meledak hanya berselang 13 detik itu termasuk 9 orang anak-anak yang berada di lokasi kejadian.
Salah seorang korban tewas adalah seorang bocah berusia 8 tahun, Martin Richard yang tengah menunggu ayahnya di garis finish. Dua korban lainnya adalah seorang wanita bernama Krystle Campbell dan seorang warga China yang tak diungkapkan jati dirinya.
(esn)