Obama tegaskan, rakyat AS tak mau diteror
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyampaikan rasa terima kasih pada para polisi, tim penyelamat, dokter, dan warga sipil yang langsung mengulurkan tangan untuk membantu korban pemboman di even olahraga Boston Marathon, Senin (15/4/2013).
Tayangan televisi memperlihatkan, para pelari yang baru saja berlaga di Boston Marathon langsung berlarian ke rumah sakit untuk mendonorkan darah mereka bagi para korban ledakan bom. Para penonton Boston Marathon pun tak ragu untuk merobek pakaian mereka guna membalut luka para korban.
"Rakyat Amerika menolak untuk diteror," kata Obama, seperti dikutip dari New York Times, Selasa (16/4/2013). "Apa yang dunia lihat kemarin pasca ledakan adalah cerita kepahlawanan dan kebaikan, serta kemurahan hati dan cinta," ujar Obama dalam konferensi pers di Gedung Putih.
Meski hingga kini aparat AS belum mengetahui siapa yang berada di balik serangan mematikan itu, Obama telah mengeluarkan peringatan kepada musuh asing bangsa AS. "Jika Anda ingin tahu siapa kami, apa yang akan Amerika lakukan, dan bagaimana kita menanggapi kejahatan, kami melakukannya tanpa pamrih, penuh kasih, dan tidak takut," tandas Obama.
Obama sendiri telah menegaskan, bahwa pemboman di Boston Marathon adalah aksi terorisme. Label aksi terorisme meluncur dari mulut Obama, setelah ia melakukan pembicaraan dengan Kepala FBI Robert S. Mueller, Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano, dan Kepala Penasihat Kontraterorisme, Lisa Monaco.
Dalam pembicaraan itu disimpulkan, bahwa bukti-bukti yang ada menunjukan kalau bom Boston adalah aksi terorisme. Sebelumnya, saat kali pertama memberikan komentar atas aksi mematikan ini, Obama tidak menggunakan kata terorisme.
Tayangan televisi memperlihatkan, para pelari yang baru saja berlaga di Boston Marathon langsung berlarian ke rumah sakit untuk mendonorkan darah mereka bagi para korban ledakan bom. Para penonton Boston Marathon pun tak ragu untuk merobek pakaian mereka guna membalut luka para korban.
"Rakyat Amerika menolak untuk diteror," kata Obama, seperti dikutip dari New York Times, Selasa (16/4/2013). "Apa yang dunia lihat kemarin pasca ledakan adalah cerita kepahlawanan dan kebaikan, serta kemurahan hati dan cinta," ujar Obama dalam konferensi pers di Gedung Putih.
Meski hingga kini aparat AS belum mengetahui siapa yang berada di balik serangan mematikan itu, Obama telah mengeluarkan peringatan kepada musuh asing bangsa AS. "Jika Anda ingin tahu siapa kami, apa yang akan Amerika lakukan, dan bagaimana kita menanggapi kejahatan, kami melakukannya tanpa pamrih, penuh kasih, dan tidak takut," tandas Obama.
Obama sendiri telah menegaskan, bahwa pemboman di Boston Marathon adalah aksi terorisme. Label aksi terorisme meluncur dari mulut Obama, setelah ia melakukan pembicaraan dengan Kepala FBI Robert S. Mueller, Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano, dan Kepala Penasihat Kontraterorisme, Lisa Monaco.
Dalam pembicaraan itu disimpulkan, bahwa bukti-bukti yang ada menunjukan kalau bom Boston adalah aksi terorisme. Sebelumnya, saat kali pertama memberikan komentar atas aksi mematikan ini, Obama tidak menggunakan kata terorisme.
(esn)