Aktivis wanita Eropa gelar protes telanjang dada di depan masjid
A
A
A
Sindonews.com – Para aktivis wanita menggelar aksi protes sambil bertelanjang dada di depan Kedutaan Besar Tunisia dan masjid-masjid di Eropa, Kamis (4/4/2013). Mereka memprotes apa yang dianggap penindasan Islam terhadap hak-hak perempuan Arab.
Aksi protes terjadi di Jerman, Ukraina, Belgia, Italia, dan Paris ini dipicu oleh kasus yang menimpa seorang aktivis wanita asal Tunisia, Amina Tyler. Ia memicu skandal dengan memposting fotonya yang bertelanjang dada di internet. Di dadanya, Amina menorehkan kata-kata, “Tubuhku adalah milik saya dan persetan dengan moral Anda”.
Para pendukung Amina khawatir, ia akan dikenai tuntutan pidana oleh Pemerintah Tunisia. Selama ini, Tunisia dipandang sebagai negara Arab yang paling progresif tentang hak-hak perempuan. Kondisi inilah yang memicu aksi protes dari para aktivis wanita Eropa.
"Kita bebas bertelanjang, itu hak kami, ini tubuh kami, dan itu aturan kami. Tidak ada yang bisa menggunakan agama dan beberapa hal suci lainnya untuk melecehkan wanita dan menindas mereka," kata Alexandra Shevchenko, seorang aktivis wanita yang berdemonstrasi di depan sebuah masjid di Berlim, Jerman.
Seperti dikutip dari dailystar, para aktivis wanita ini bertelanjang dada di tengah suhu yang mendekati titik beku. Sementara di Kiev, Ukraina, polisi menahan dua aktivis wanita yang menuliskan kata-kata “bebaskan Amina” di dada mereka. Keduanya ditangkap dalam aksi demo di depan sebuah masjid di Kota Kiev.
Aksi protes sambil bertelanjang dada juga dilakukan aktivis wanita di depan masjid di Kota Paris dan Brussel. Sementara di Kota Milan, aksi protes dilakukan di depan kantor konsulat Tunisia di kota itu.
Aksi protes terjadi di Jerman, Ukraina, Belgia, Italia, dan Paris ini dipicu oleh kasus yang menimpa seorang aktivis wanita asal Tunisia, Amina Tyler. Ia memicu skandal dengan memposting fotonya yang bertelanjang dada di internet. Di dadanya, Amina menorehkan kata-kata, “Tubuhku adalah milik saya dan persetan dengan moral Anda”.
Para pendukung Amina khawatir, ia akan dikenai tuntutan pidana oleh Pemerintah Tunisia. Selama ini, Tunisia dipandang sebagai negara Arab yang paling progresif tentang hak-hak perempuan. Kondisi inilah yang memicu aksi protes dari para aktivis wanita Eropa.
"Kita bebas bertelanjang, itu hak kami, ini tubuh kami, dan itu aturan kami. Tidak ada yang bisa menggunakan agama dan beberapa hal suci lainnya untuk melecehkan wanita dan menindas mereka," kata Alexandra Shevchenko, seorang aktivis wanita yang berdemonstrasi di depan sebuah masjid di Berlim, Jerman.
Seperti dikutip dari dailystar, para aktivis wanita ini bertelanjang dada di tengah suhu yang mendekati titik beku. Sementara di Kiev, Ukraina, polisi menahan dua aktivis wanita yang menuliskan kata-kata “bebaskan Amina” di dada mereka. Keduanya ditangkap dalam aksi demo di depan sebuah masjid di Kota Kiev.
Aksi protes sambil bertelanjang dada juga dilakukan aktivis wanita di depan masjid di Kota Paris dan Brussel. Sementara di Kota Milan, aksi protes dilakukan di depan kantor konsulat Tunisia di kota itu.
(esn)