Sudah 6.000 bangkai babi ditemukan di Sungai Shanghai
A
A
A
Sindonews.com - Otoritas Shanghai mengatakan, total bangkai babi yang ditemukan di sepanjang Sungai Huangpu, Shanghai, China bertambah menjadi 5.916 ekor ,sampai Selasa (12/3/2013) lalu. Media lokal mengatakan, ratusan babi itu mati di sungai yang airnya menjadi sumber air minum bagi 23 juta penduduk kota terpadat di China tersebut.
Menurut Otoritas Shanghai, sejumlah pekerja sibuk mengumpulkan bangkai babi sejak akhir pekan lalu. Namun, sampai Selasa pagi, mereka masih melihat banyak bangkai mengambang di aliran sungai. Para pekerja mengaku, dalam 10 menit mereka dapat mengumpulkan 20 bangkai babi yang terlihat mulai membusuk. Setelah dikumpulkan dalam sebuah bak sampah besar, bangkai tersebut akan dibuang ke tempat yang aman.
"Melihat satu atau dua babi mati di air itu wajar. Tapi, kali ini sangat tidak wajar, jumlahnya terlalu banyak," ungkap Gao Dongsheng, seorang pekerja yang telah mengumpulkan babi mati sejak Jumat, seperti dilansir Xinhua.
"Jika tidak dikumpulkan, babi-babi itu akan terkumpul di dekat Jembatan Songpu, salah satu lokasi pengambilan air dari aliran Sungai Huangpu," ungkap Chen Zhenlou, seorang wakil Kongres Nasional Rakyat dan Profesor Sumber Daya dan Ilmu Pengetahuan Lingkungan , University Normal Cina Timur.
Komite Pertanian Shanghai mengatakan, berdasarkan hasil uji coba laboratorium yang dilakukan terhadap sejumlah bangkai babi, ditemukan virus circovirus. Virus tersebut tidak mengancam manusia, sebab penyebarannya hanya terjadi di antara babi. Sementara berdasarkan hasil uji coba sampel air Sungai Huangpu, tidak ditemukan tanda-tanda penyebaran virus tersebut.
"Kualitas air di sungai ini belum tercemar dan masih aman untuk dikonsumsi manusia," ungkap sebuah perusahaan pemasok air di kota Shanghai.
Berdasarkan tanda pengenal yang terdapat pada telinga babi tersebut, babi tersebut berasal dari hulu Sungai Huangpu yang berada di Kota Jiaxing, Provinsi Zhejiang, wilayah timur China.
Otoritas Shanghai menyalahkan para petani China atas fenomena ini. Sebab, tingkat kesadaran lingkungan petani masih sangat kurang, sehingga dengan seenaknya mereka membuang bangkai tersebut ke dalam sungai. Saat ini pemerintah tengah menyelidiki petani mana yang membuang bangkai babi dalam aliran sungai dan akan menjatuhkan hukuman bagi para pelaku.
Menurut Otoritas Shanghai, sejumlah pekerja sibuk mengumpulkan bangkai babi sejak akhir pekan lalu. Namun, sampai Selasa pagi, mereka masih melihat banyak bangkai mengambang di aliran sungai. Para pekerja mengaku, dalam 10 menit mereka dapat mengumpulkan 20 bangkai babi yang terlihat mulai membusuk. Setelah dikumpulkan dalam sebuah bak sampah besar, bangkai tersebut akan dibuang ke tempat yang aman.
"Melihat satu atau dua babi mati di air itu wajar. Tapi, kali ini sangat tidak wajar, jumlahnya terlalu banyak," ungkap Gao Dongsheng, seorang pekerja yang telah mengumpulkan babi mati sejak Jumat, seperti dilansir Xinhua.
"Jika tidak dikumpulkan, babi-babi itu akan terkumpul di dekat Jembatan Songpu, salah satu lokasi pengambilan air dari aliran Sungai Huangpu," ungkap Chen Zhenlou, seorang wakil Kongres Nasional Rakyat dan Profesor Sumber Daya dan Ilmu Pengetahuan Lingkungan , University Normal Cina Timur.
Komite Pertanian Shanghai mengatakan, berdasarkan hasil uji coba laboratorium yang dilakukan terhadap sejumlah bangkai babi, ditemukan virus circovirus. Virus tersebut tidak mengancam manusia, sebab penyebarannya hanya terjadi di antara babi. Sementara berdasarkan hasil uji coba sampel air Sungai Huangpu, tidak ditemukan tanda-tanda penyebaran virus tersebut.
"Kualitas air di sungai ini belum tercemar dan masih aman untuk dikonsumsi manusia," ungkap sebuah perusahaan pemasok air di kota Shanghai.
Berdasarkan tanda pengenal yang terdapat pada telinga babi tersebut, babi tersebut berasal dari hulu Sungai Huangpu yang berada di Kota Jiaxing, Provinsi Zhejiang, wilayah timur China.
Otoritas Shanghai menyalahkan para petani China atas fenomena ini. Sebab, tingkat kesadaran lingkungan petani masih sangat kurang, sehingga dengan seenaknya mereka membuang bangkai tersebut ke dalam sungai. Saat ini pemerintah tengah menyelidiki petani mana yang membuang bangkai babi dalam aliran sungai dan akan menjatuhkan hukuman bagi para pelaku.
(esn)