Tentara Australia tembak mati dua bocah penggembala di Afghanistan
A
A
A
Sindonews.com - Tentara Australia di Afghanistan selatan menembak mati dua anak yang tengah merawat ternak di wilayah itu. Demikian dinyatakan oleh pejabat setempat, Sabtu (2/3/2013), seperti dikutip dari News International.
Menurut Gubernur Provinsi Uruzgan, Mohammad Amir Akhundzada, dua bocah penggembala itu berusia tujuh dan delapan tahun. Keduanya tewas pada Kamis 28 Februari pagi, ketika tentara Australia tengah memerangi Taliban di Provinsi Uruzgan.
"Anak-anak itu dibunuh oleh tentara Australia, itu adalah sebuah kesalahan, bukan yang disengaja," kata Akhundzada. Menurutnya, pihak yang kali pertama membuka serangan adalah Taliban, dengan menembaki helikopter yang membawa pasukan Australia.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) menyatakan "penyesalan yang mendalam" atas kematian dua anak ini. ISAF menegaskan, mereka berkomitmen untuk meminimalkan korban sipil.
“Saya menawarkan permintaan maaf pribadi saya dan belasungkawa kepada keluarga dari anak-anak yang tewas," kata Jenderal Joseph Dunford, komandan ISAF, dalam sebuah pernyataan.
"Saya berkomitmen untuk memastikan kami melakukan hal yang benar bagi keluarga mereka. Kami bertanggung jawab penuh atas tragedi ini," lanjutnya. ISAF mengatakan, tentara mereka telah melepaskan tembakan pada apa yang mereka yakini adalah pasukan pemberontak.
Jatuhnya korban jiwa dari kalangan penduduk sipil adalah isu panas di Afghanistan akhir-akhir ini. Bulan lalu, 10 warga sipil Afghanistan, termasuk lima anak-anak, tewas akibat serangan udara NATO di provinsi Kunar.
Menurut Gubernur Provinsi Uruzgan, Mohammad Amir Akhundzada, dua bocah penggembala itu berusia tujuh dan delapan tahun. Keduanya tewas pada Kamis 28 Februari pagi, ketika tentara Australia tengah memerangi Taliban di Provinsi Uruzgan.
"Anak-anak itu dibunuh oleh tentara Australia, itu adalah sebuah kesalahan, bukan yang disengaja," kata Akhundzada. Menurutnya, pihak yang kali pertama membuka serangan adalah Taliban, dengan menembaki helikopter yang membawa pasukan Australia.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) menyatakan "penyesalan yang mendalam" atas kematian dua anak ini. ISAF menegaskan, mereka berkomitmen untuk meminimalkan korban sipil.
“Saya menawarkan permintaan maaf pribadi saya dan belasungkawa kepada keluarga dari anak-anak yang tewas," kata Jenderal Joseph Dunford, komandan ISAF, dalam sebuah pernyataan.
"Saya berkomitmen untuk memastikan kami melakukan hal yang benar bagi keluarga mereka. Kami bertanggung jawab penuh atas tragedi ini," lanjutnya. ISAF mengatakan, tentara mereka telah melepaskan tembakan pada apa yang mereka yakini adalah pasukan pemberontak.
Jatuhnya korban jiwa dari kalangan penduduk sipil adalah isu panas di Afghanistan akhir-akhir ini. Bulan lalu, 10 warga sipil Afghanistan, termasuk lima anak-anak, tewas akibat serangan udara NATO di provinsi Kunar.
(esn)