AS mengaku terima informasi ancaman bom di Dakar
A
A
A
Sindonews.com - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Senegal pada Jumat (22/2/2013), mengaku telah menerima informasi soal ancaman bom yang menargetkan Ibu Kota Senegal, Dakar.
Seperti dikutip dari Reuters, dalam pesan tertulis kepada warga AS di Senegal, pihak Kedubes AS menyarankan warga AS untuk menjauh dari pusat kota. Namun, pesan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Sebuah sumber keamanan di Senegal menegaskan, bahwa tak ada ancaman di Dakar dan pihak AS telah mengambil tindakan yang tidak diperlukan.
Tak diketahui pihak mana yang mungkin akan melancarkan serangan ke Dakar. Namun, sejumlah kalangan menduga, ancaman ini ada kaitannya dengan dukungan AS dan Senegal untuk intervensi militer di Mali.
Intervensi militer di wilayah utara Mali yang dipimpin oleh Perancis, telah mendapat dukungan dari sejumlah negara. Senegal telah mengirimkan beberapa ratus tentaranya untuk bergabung dengan pasukan Afrika yang dikirim ke Mali.
Atas keterlibatan sejumlah negara di Afrika ini, kaum pemberontak Mali telah mengeluarkkan ancaman akan melakukan balas dendam. Salah satu ancaman yang telah terbukti adalah serangan bersenjata dan penyanderaan yang dilakukan kaum militan di sebuah pabrik gas alam di Aljazair, bulan lalu.
Seperti dikutip dari Reuters, dalam pesan tertulis kepada warga AS di Senegal, pihak Kedubes AS menyarankan warga AS untuk menjauh dari pusat kota. Namun, pesan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Sebuah sumber keamanan di Senegal menegaskan, bahwa tak ada ancaman di Dakar dan pihak AS telah mengambil tindakan yang tidak diperlukan.
Tak diketahui pihak mana yang mungkin akan melancarkan serangan ke Dakar. Namun, sejumlah kalangan menduga, ancaman ini ada kaitannya dengan dukungan AS dan Senegal untuk intervensi militer di Mali.
Intervensi militer di wilayah utara Mali yang dipimpin oleh Perancis, telah mendapat dukungan dari sejumlah negara. Senegal telah mengirimkan beberapa ratus tentaranya untuk bergabung dengan pasukan Afrika yang dikirim ke Mali.
Atas keterlibatan sejumlah negara di Afrika ini, kaum pemberontak Mali telah mengeluarkkan ancaman akan melakukan balas dendam. Salah satu ancaman yang telah terbukti adalah serangan bersenjata dan penyanderaan yang dilakukan kaum militan di sebuah pabrik gas alam di Aljazair, bulan lalu.
(esn)