Korut terus tingkatkan pertahanan
A
A
A
Sindonews.com – Korea Utara (Korut) terus bertekad meningkatkan pertahanan untuk melawan Amerika Serikat (AS) setelah melakukan uji coba nuklir ketiga pekan lalu. Mereka juga mengingatkan, negara-negara yang tunduk dan berkomplot dengan AS akan mengalami konsekuensi tragis.
“Konsekuensi tragis yang dialami beberapa negara yang meninggalkan program nuklir mereka jelas membuktikan jika Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK/Korut) sangat jauh ke depan dan jelas telah memilih membuat nuklir,” ungkap kantor berita resmi KCNA.
Korut tampaknya tak main-main dengan peringatan mereka. Pasca-uji coba nuklir ketiga, Korut telah memberi tahu China bahwa Pyongyang berencana untuk meningkatkan uji coba nuklir.
Tahapan ini termasuk uji coba terakhir yang dilakukan pekan lalu untuk merespons sanksi PBB yang dikenakan ke Korut setelah negara itu meluncurkan roket jarak jauh. Uji nuklir Korut menuai kritikan karena roket ini untuk menguji teknologi rudal balistik antarbenua. Korut juga telah meningkatkan ancaman untuk menyerang negara tetangganya, Korea Selatan (Korsel).
Namun, banyak pihak menilai Korut akan mengalami kekalahan jika benar-benar menyerang Korsel karena Seoul dibekingi AS. Karena itu, para pemimpin negara itu diperkirakan tidak akan mengambil risiko terkait munculnya konflik utama.
Sementara, lembaga think tank AS mengatakan, Korut telah melanjutkan aktivitas di sebuah situs nuklir, di tengah kekhawatiran bahwa rezim akan melakukan lebih banyak peluncuran nuklir.
Foto pemeriksaan satelit dari Institut AS-Korea di Universitas Johns Hopkins mendeteksi peningkatan kesibukan di lokasi Punggye-ri. Namun, mereka belum memiliki cukup bukti untuk menegaskan bahwa ini adalah tes nuklir terbaru Korut.
AFP melansir anggapan para pengamat yang menyatakan tidak ada tanda-tanda kendaraan atau orang yang bergerak di lokasi itu setelah Korut melakukan uji coba nuklir ketiga pada Selasa (12/2) lalu. Tapi, terdapat aktivitas yang dilakukan pada Jumat (15/2) lalu.
Analis Jack Liu dan Nick Hansen menulis di blog North38, perubahan selama beberapa hari mungkin menunjukkan Korut mengambil tindakan pencegahan keselamatan untuk memastikan tingkat radioaktivitas yang cukup rendah sebelum mengirim personel kembali ke wilayah itu.
“Konsekuensi tragis yang dialami beberapa negara yang meninggalkan program nuklir mereka jelas membuktikan jika Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK/Korut) sangat jauh ke depan dan jelas telah memilih membuat nuklir,” ungkap kantor berita resmi KCNA.
Korut tampaknya tak main-main dengan peringatan mereka. Pasca-uji coba nuklir ketiga, Korut telah memberi tahu China bahwa Pyongyang berencana untuk meningkatkan uji coba nuklir.
Tahapan ini termasuk uji coba terakhir yang dilakukan pekan lalu untuk merespons sanksi PBB yang dikenakan ke Korut setelah negara itu meluncurkan roket jarak jauh. Uji nuklir Korut menuai kritikan karena roket ini untuk menguji teknologi rudal balistik antarbenua. Korut juga telah meningkatkan ancaman untuk menyerang negara tetangganya, Korea Selatan (Korsel).
Namun, banyak pihak menilai Korut akan mengalami kekalahan jika benar-benar menyerang Korsel karena Seoul dibekingi AS. Karena itu, para pemimpin negara itu diperkirakan tidak akan mengambil risiko terkait munculnya konflik utama.
Sementara, lembaga think tank AS mengatakan, Korut telah melanjutkan aktivitas di sebuah situs nuklir, di tengah kekhawatiran bahwa rezim akan melakukan lebih banyak peluncuran nuklir.
Foto pemeriksaan satelit dari Institut AS-Korea di Universitas Johns Hopkins mendeteksi peningkatan kesibukan di lokasi Punggye-ri. Namun, mereka belum memiliki cukup bukti untuk menegaskan bahwa ini adalah tes nuklir terbaru Korut.
AFP melansir anggapan para pengamat yang menyatakan tidak ada tanda-tanda kendaraan atau orang yang bergerak di lokasi itu setelah Korut melakukan uji coba nuklir ketiga pada Selasa (12/2) lalu. Tapi, terdapat aktivitas yang dilakukan pada Jumat (15/2) lalu.
Analis Jack Liu dan Nick Hansen menulis di blog North38, perubahan selama beberapa hari mungkin menunjukkan Korut mengambil tindakan pencegahan keselamatan untuk memastikan tingkat radioaktivitas yang cukup rendah sebelum mengirim personel kembali ke wilayah itu.
(esn)