Tentara Malaysia kepung 100 militan Filipina
A
A
A
Sindonews.com - Pasukan keamanan Malaysia dilaporkan telah mengepung sekitar 100 pria bersenjata yang diyakini anggota faksi pemberontak separatis di Filipina selatan. Demikian dilaporkan Kepolisian Malaysia dan seorang pejabat pemerintah Malaysia, Kamis (14/2/2013), seperti dikutip dari Reuters.
"Senjata kami lebih dari cukup untuk menangkap mereka, tetapi pemerintah telah memilih untuk bernegosiasi dengan mereka, sehingga mereka dengan damai meninggalkan Malaysia untuk kembali ke selatan Filipina," ungkap Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, seperti dikutip dari kantor berita Bernama.
Polisi Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa situasi berada di bawah kontrol. Tetapi, pernyataan itu tidak menjelaskan, apakah orang-orang itu setuju untuk menyerah. Raul Hernandez, juru bicara Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan, pemerintahnya sedang berusaha untuk mendapatkan informasi tentang insiden itu dan berhubungan dengan pejabat Malaysia.
Seorang pejabat senior militer Filipina mengatakan, kapal dan pesawat Angkatan Laut Filipina telah dikirim ke daerah perbatasan. Dia menepis laporan yang menyebut kelompok militan itu bersenjata. Menurutnya, kelompok itu telah dijanjikan tanah di wilayah Sabah.
"Kita tahu bahwa orang-orang tiba di sana lima hari lalu dan kebanyakan dari mereka berasal dari pulau-pulau terdekat," kata pejabat yang tak disebutkan namanya itu. "Beberapa dari mereka sudah menjadi warga di Sabah untuk waktu yang lama dan mereka biasanya menyeberangi perbatasan tanpa masalah," lanjutnya.
Seorang perwira militer Filipina mengatakan, orang-orang itu adalah pengikut ahli waris dari Sultan Sulu, sebuah kelompok di kepulauan selatan Filipina selatan, yang telah diundang ke Sabah oleh seorang politikus oposisi Malaysia untuk membahas masalah pertanahan.
"Senjata kami lebih dari cukup untuk menangkap mereka, tetapi pemerintah telah memilih untuk bernegosiasi dengan mereka, sehingga mereka dengan damai meninggalkan Malaysia untuk kembali ke selatan Filipina," ungkap Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, seperti dikutip dari kantor berita Bernama.
Polisi Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa situasi berada di bawah kontrol. Tetapi, pernyataan itu tidak menjelaskan, apakah orang-orang itu setuju untuk menyerah. Raul Hernandez, juru bicara Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan, pemerintahnya sedang berusaha untuk mendapatkan informasi tentang insiden itu dan berhubungan dengan pejabat Malaysia.
Seorang pejabat senior militer Filipina mengatakan, kapal dan pesawat Angkatan Laut Filipina telah dikirim ke daerah perbatasan. Dia menepis laporan yang menyebut kelompok militan itu bersenjata. Menurutnya, kelompok itu telah dijanjikan tanah di wilayah Sabah.
"Kita tahu bahwa orang-orang tiba di sana lima hari lalu dan kebanyakan dari mereka berasal dari pulau-pulau terdekat," kata pejabat yang tak disebutkan namanya itu. "Beberapa dari mereka sudah menjadi warga di Sabah untuk waktu yang lama dan mereka biasanya menyeberangi perbatasan tanpa masalah," lanjutnya.
Seorang perwira militer Filipina mengatakan, orang-orang itu adalah pengikut ahli waris dari Sultan Sulu, sebuah kelompok di kepulauan selatan Filipina selatan, yang telah diundang ke Sabah oleh seorang politikus oposisi Malaysia untuk membahas masalah pertanahan.
(esn)