Sudah 70 ribu pemilih terdaftar di Jalur Gaza
Sudah 70 ribu pemilih terdaftar di Jalur Gaza
A
A
A
Sindonews.com - Sekitar 70 ribu warga Palestina di Jalur Gaza telah terdaftar sebagai pemilih dalam pemilu mendatang. Puluhan ribu orang ini terdata, setelah Komisi Pemilihan Umum Palestina mulai memperbarui daftar pemilih sejak dua hari lalu.
Seperti dikutip dari kantor berita Maan News, Kamis (14/2/2013), pusat pendaftaran pemilih akan dibukan selama satu pekan untuk memperbarui daftar pemilih di Jalur Gaza. Diperkirakan ada sekitar 350 ribu warga Palestina di Gaza yang berhak ikut pemilu.
“Setiap harinya, pusat-pusat pendaftaran pemilih itu dibuka sejak pukul 9 pagi hingga 4 sore. Hingga kini, proses pendaftaran pemilih sesuai dengan rencana yang kami susun,” sebut pernyataan Komisi Pemilihan Umum Palestina.
Proses pendaftaran pemilih akan ditutup pada 18 Februari, dan secara teori pemilu akan dilangsungkan dalam tiga bulan mendatang. Data-data pemilih di Jalur Gaza belum diperbaharui sejak 2005 silam. Pembukaan pendaftaran pemilih di Gaza dianggap sebagai upaya rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas.
Pemungutan suara parlemen terakhir kali diadakan pada 2006, ketika Hamas meraih kekuasaan dan mengakhiri dominasi Fatah. Namun kemudian, kedua faksi terbesar di Palestina itu terlibat pertikaian bersenjata yang akhirnya membagi wilayah kekuasaan di Palestina. Fatah berkuasa di Tepi Barat dan Hamas di Jalur Gaza.
Seperti dikutip dari kantor berita Maan News, Kamis (14/2/2013), pusat pendaftaran pemilih akan dibukan selama satu pekan untuk memperbarui daftar pemilih di Jalur Gaza. Diperkirakan ada sekitar 350 ribu warga Palestina di Gaza yang berhak ikut pemilu.
“Setiap harinya, pusat-pusat pendaftaran pemilih itu dibuka sejak pukul 9 pagi hingga 4 sore. Hingga kini, proses pendaftaran pemilih sesuai dengan rencana yang kami susun,” sebut pernyataan Komisi Pemilihan Umum Palestina.
Proses pendaftaran pemilih akan ditutup pada 18 Februari, dan secara teori pemilu akan dilangsungkan dalam tiga bulan mendatang. Data-data pemilih di Jalur Gaza belum diperbaharui sejak 2005 silam. Pembukaan pendaftaran pemilih di Gaza dianggap sebagai upaya rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas.
Pemungutan suara parlemen terakhir kali diadakan pada 2006, ketika Hamas meraih kekuasaan dan mengakhiri dominasi Fatah. Namun kemudian, kedua faksi terbesar di Palestina itu terlibat pertikaian bersenjata yang akhirnya membagi wilayah kekuasaan di Palestina. Fatah berkuasa di Tepi Barat dan Hamas di Jalur Gaza.
(esn)
Explore More