RI-Australia sepakati kerjasama keamanan transportasi
A
A
A
Sindonews.com - Menhub E.E. Mangindaan dan Menhub Australia Anthony Albenese menandatangani Kerjasama Keamanan Transportasi di Parliament House, Canberra, Kamis 7 Februari. Penandatanganan tersebut disaksikan Dubes RI untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema dan Mendag Australia Craig Emmerson.
Pesetujuan itu mencakup Kerjasama Keamanan Penerbangan dan Kerjasama Keamanan Transportasi Laut. Persetujuan tersebut dimaksudkan untuk membantu Indonesia dalam pembangunan sistem keamanan transportasi dalam menghadapi tindak terorisme maupun pencegahan gangguan keamanan transportasi bagi industri transportasi.
"Sebagai negara tetangga terdekat, dengan kepentingan yang sama dan jaringan transportasi yang saling terhubung, Indonesia dan Australia memiliki kepentingan bersama dalam mengembangkan sistem transportasi yang aman dari tindakan-tindakan teroris dan melawan hokum," ujar Albanese, seperti dikutip dari situs resmi Kemenlu RI.
Albanese juga menegaskan bahwa dengan ditandatanganinya persetujuan itu, maka akan terus dilanjutkan kerjasama di bidang keselamatan yang telah sukses dilaksanakan sejak tahun 2007 yaitu Program Indonesia Transport Safety Assistance Package (ITSAP).
Kerjasama di bidang keamanan transportasi antara Indonesia dan Australia dimulai sejak tahun 2004 melalui pembukaan Office of Transport Security (OTS) di Jakarta dengan fokus kerjasama di bidang keamanan transportasi laut dan udara. OTS merupakan bagian dari Department of Infrasructure and Transportation Australia.
Kerjasama Keamanan Penerbangan Indonesia-Australia yang masuk dalam lingkup proyek Australia Aviation Security Project tahap I dan II melaksanakan Program peningkatan kapasitas pegawai di Direktorat Jendersl Perhubungan Udaram PT. Angkasa Pura I dan PT. Angkasa Pura II dengan fokus di Bandara Soekarno - Hatta dan Bandara Nurah Rai.
Sementara Kerjasama keamanan transportasi Laut Indonesia-Australia dilaksanakan melalui Program the Indonesia-Australia Maritime Security Project (IAMS) dengan fokus pada 4 (empat) pelabuhan utama di Indonesia untuk meningkatkan kapasitas pegawai Ditjen Perhubungan Laut dalam penerapan International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code.
Paket Bantuan Keselamatan Transportasi dari Pemerintah Australia (ITSAF) dilaksanakan sejak 2007, dengan total bantuan senilai AUSD38,4 juta Australia.
Tujuan proyek ITSAP Ini adalah kerjasama untuk peningkatan keselamatan transportasi di Indonesia melalui Program peningkatan kemampuan manajemen keselamatan transportasi di penerbangan dan angkutan laut.
Bantuan teknis dilakukan oleh Civil Aviation Safety Authority (CASABLANCA), Australian Transport Safety Bureau (ATSB) dan Australian Maritime Safety Authority (IMSA). Selain peningkatan kapasitas sumber daya manusia, Program ITSAF juga membantu Ditjen Hubla dalam penyusunan standar kapal yaitu Non Conventional Vessel Standar (NCVS) dan dengan Ditjen Perhubungan Udara menyusun buku pedoman bagi Tropical Mountainous Terrain Flying OperationTraining.
Persetujuan lainnya yang juga ditandatangani oleh keduanya adalah Persetujuan Pelayanan Angkutan Udara.
Pesetujuan itu mencakup Kerjasama Keamanan Penerbangan dan Kerjasama Keamanan Transportasi Laut. Persetujuan tersebut dimaksudkan untuk membantu Indonesia dalam pembangunan sistem keamanan transportasi dalam menghadapi tindak terorisme maupun pencegahan gangguan keamanan transportasi bagi industri transportasi.
"Sebagai negara tetangga terdekat, dengan kepentingan yang sama dan jaringan transportasi yang saling terhubung, Indonesia dan Australia memiliki kepentingan bersama dalam mengembangkan sistem transportasi yang aman dari tindakan-tindakan teroris dan melawan hokum," ujar Albanese, seperti dikutip dari situs resmi Kemenlu RI.
Albanese juga menegaskan bahwa dengan ditandatanganinya persetujuan itu, maka akan terus dilanjutkan kerjasama di bidang keselamatan yang telah sukses dilaksanakan sejak tahun 2007 yaitu Program Indonesia Transport Safety Assistance Package (ITSAP).
Kerjasama di bidang keamanan transportasi antara Indonesia dan Australia dimulai sejak tahun 2004 melalui pembukaan Office of Transport Security (OTS) di Jakarta dengan fokus kerjasama di bidang keamanan transportasi laut dan udara. OTS merupakan bagian dari Department of Infrasructure and Transportation Australia.
Kerjasama Keamanan Penerbangan Indonesia-Australia yang masuk dalam lingkup proyek Australia Aviation Security Project tahap I dan II melaksanakan Program peningkatan kapasitas pegawai di Direktorat Jendersl Perhubungan Udaram PT. Angkasa Pura I dan PT. Angkasa Pura II dengan fokus di Bandara Soekarno - Hatta dan Bandara Nurah Rai.
Sementara Kerjasama keamanan transportasi Laut Indonesia-Australia dilaksanakan melalui Program the Indonesia-Australia Maritime Security Project (IAMS) dengan fokus pada 4 (empat) pelabuhan utama di Indonesia untuk meningkatkan kapasitas pegawai Ditjen Perhubungan Laut dalam penerapan International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code.
Paket Bantuan Keselamatan Transportasi dari Pemerintah Australia (ITSAF) dilaksanakan sejak 2007, dengan total bantuan senilai AUSD38,4 juta Australia.
Tujuan proyek ITSAP Ini adalah kerjasama untuk peningkatan keselamatan transportasi di Indonesia melalui Program peningkatan kemampuan manajemen keselamatan transportasi di penerbangan dan angkutan laut.
Bantuan teknis dilakukan oleh Civil Aviation Safety Authority (CASABLANCA), Australian Transport Safety Bureau (ATSB) dan Australian Maritime Safety Authority (IMSA). Selain peningkatan kapasitas sumber daya manusia, Program ITSAF juga membantu Ditjen Hubla dalam penyusunan standar kapal yaitu Non Conventional Vessel Standar (NCVS) dan dengan Ditjen Perhubungan Udara menyusun buku pedoman bagi Tropical Mountainous Terrain Flying OperationTraining.
Persetujuan lainnya yang juga ditandatangani oleh keduanya adalah Persetujuan Pelayanan Angkutan Udara.
(esn)