Nuklir Korut akan dibayar mahal
A
A
A
Sindonews.com – Langkah Korea Utara (Korut) yang ngotot bakal melakukan uji coba nuklir akan ”dibayar mahal”, dengan salah satu kemungkinannya China akan mengurangi bantuan. Konsekuensi terburuk adalah putusnya hubungan bilateral kedua negara.
Media milik Pemerintah China, Global Times, dalam editorialnya menyerukan agar China mengurangi bantuan untuk Korut jika tetap bersikukuh melakukan uji coba nuklir. ”Jika Korut tetap bersikeras melaksanakan uji coba nuklir ketiga, meski berbagai pihak berupaya menghentikannya, mereka harus membayar harga yang mahal. Bantuan yang diterima dari China seharusnya dikurangi,” tulis Global Times.
”China tidak pernah takut dengan Pyongyang. Jika Pyongyang bersikap keras terhadap China, China bakal menyerang balik lebih keras, meski dibayar dengan harga putusnya hubungan bilateral. ”Selama ini Beijing mengklaim bersikap tenang dan menahan diri dengan sikap provokasi Korut yang bakal menggelar uji coba nuklir ketiganya.
China berusaha menghindari berbagai upaya untuk menentang upaya Pyongyang karena khawatir justru memperkeruh ketidakstabilan regional. ”Beijing sesungguhnya berkeinginan untuk menjaga persahabatan China-Korut. Tapi, Pyongyang harus melakukan hal yang sama,” tulis Global Times. Pada bulan lalu, editorial Global Times menyerukan pemotongan bantuan China untuk Korut.
Namun, Kementerian Luar Negeri China justru menganggap seruan itu hanya opini media.China merupakan sekutu utama Pyongyang sejak Perang Korea pada 1950-53.Setelah itu China tetap memberikan dukungan diplomatik dan bantuan ekonomi ke negara yang paling terisolasi di dunia itu.
Namun, Beijing justru ikut mendukung resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengecam peluncuran roket milik Korut pada 12 Desember silam. Pada Selasa (5/2) lalu Korut kembali menegaskan bakal melakukan uji coba nuklir ketiga sebagai sanksi PBB yang menyakitkan.
“Korut telah menarik kesimpulan akhir bahwa bakal dilakukan upaya-upaya yang lebih besar dibandingkan uji coba nuklir,”demikian keterangan KCNA.
Media milik Pemerintah China, Global Times, dalam editorialnya menyerukan agar China mengurangi bantuan untuk Korut jika tetap bersikukuh melakukan uji coba nuklir. ”Jika Korut tetap bersikeras melaksanakan uji coba nuklir ketiga, meski berbagai pihak berupaya menghentikannya, mereka harus membayar harga yang mahal. Bantuan yang diterima dari China seharusnya dikurangi,” tulis Global Times.
”China tidak pernah takut dengan Pyongyang. Jika Pyongyang bersikap keras terhadap China, China bakal menyerang balik lebih keras, meski dibayar dengan harga putusnya hubungan bilateral. ”Selama ini Beijing mengklaim bersikap tenang dan menahan diri dengan sikap provokasi Korut yang bakal menggelar uji coba nuklir ketiganya.
China berusaha menghindari berbagai upaya untuk menentang upaya Pyongyang karena khawatir justru memperkeruh ketidakstabilan regional. ”Beijing sesungguhnya berkeinginan untuk menjaga persahabatan China-Korut. Tapi, Pyongyang harus melakukan hal yang sama,” tulis Global Times. Pada bulan lalu, editorial Global Times menyerukan pemotongan bantuan China untuk Korut.
Namun, Kementerian Luar Negeri China justru menganggap seruan itu hanya opini media.China merupakan sekutu utama Pyongyang sejak Perang Korea pada 1950-53.Setelah itu China tetap memberikan dukungan diplomatik dan bantuan ekonomi ke negara yang paling terisolasi di dunia itu.
Namun, Beijing justru ikut mendukung resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengecam peluncuran roket milik Korut pada 12 Desember silam. Pada Selasa (5/2) lalu Korut kembali menegaskan bakal melakukan uji coba nuklir ketiga sebagai sanksi PBB yang menyakitkan.
“Korut telah menarik kesimpulan akhir bahwa bakal dilakukan upaya-upaya yang lebih besar dibandingkan uji coba nuklir,”demikian keterangan KCNA.
(esn)