Rusia berencana luncurkan lebih banyak satelit
A
A
A
Sindonews.com - Rusia berencana untuk memperluas kelompok satelit orbitnya, dari 75 satelit saat ini, menjadi 113 pada 2020 mendatang. Demikian dinyatakan oleh Vladimir Popovkin, Kepala Badan Antariksa Federal Roscosmos, Selasa (29/1/2013), seperti dikutip dari Xinhua.
"Kami berharap pada 2015, kelompok orbital akan terdiri dari 95. Dan pada 2020 ada 113 satelit," kata Popovkin di depan para mahasiswa Bauman Technical University di Moskow.
Popovkin mengatakan, Badan Antariksa Federal Roscosmos akan menghabiskan sepertiga dari anggaran untuk pengembangan pesawat ruang angkasa baru dan mesin, termasuk booster bertenaga nuklir.
"Kami berencana untuk membangun prototipe pada 2018, sehingga kita bisa memulai pengujiannya," kata Popovkin. Ia menambahkan, bahwa modul dari Stasiun Luar Angkasa Internasional Rusia, bisa menjadi stasiun orbital yang terpisah.
"Kami membangun modul ini sebagai jalan agar bisa berfungsi secara mandiri dan sebagai stasiun orbital kecil untuk tujuan ilmiah," katanya.
Pejabat itu juga menyebutkan, Rusia mungkin akan memangkas frekuensi peluncuran roket di pusat ruang angkasa Baikonur di Kazakhstan setelah 2016 mendatang. Hal ini dilakukan, karena pemerintah Kazakhstan mengajukan keluhan mengenai kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat peluncuran roket.
"Kami berharap pada 2015, kelompok orbital akan terdiri dari 95. Dan pada 2020 ada 113 satelit," kata Popovkin di depan para mahasiswa Bauman Technical University di Moskow.
Popovkin mengatakan, Badan Antariksa Federal Roscosmos akan menghabiskan sepertiga dari anggaran untuk pengembangan pesawat ruang angkasa baru dan mesin, termasuk booster bertenaga nuklir.
"Kami berencana untuk membangun prototipe pada 2018, sehingga kita bisa memulai pengujiannya," kata Popovkin. Ia menambahkan, bahwa modul dari Stasiun Luar Angkasa Internasional Rusia, bisa menjadi stasiun orbital yang terpisah.
"Kami membangun modul ini sebagai jalan agar bisa berfungsi secara mandiri dan sebagai stasiun orbital kecil untuk tujuan ilmiah," katanya.
Pejabat itu juga menyebutkan, Rusia mungkin akan memangkas frekuensi peluncuran roket di pusat ruang angkasa Baikonur di Kazakhstan setelah 2016 mendatang. Hal ini dilakukan, karena pemerintah Kazakhstan mengajukan keluhan mengenai kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat peluncuran roket.
(esn)