Iran bantah terjadi ledakan di situs Fordow
A
A
A
Sindonews.com – Iran membantah laporan media-media Barat yang menyebut telah terjadi ledakan di situs Fordow, lokasi yang diduga menjadi tempat pengayaan uranium. Iran menyebut, laporan ini adalah propaganda yang dirancang dunia Barat untuk mempengaruhi negosiasi nuklir antara Iran dengan Badan Nuklir Internasional (IAEA).
"Kabar palsu soal ledakan di Fordow adalah propaganda Barat menjelang perundingan nuklir untuk mempengaruhi mereka akan proses dan hasil perundingan tersebut," tegas Wakil Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Saeed Shamseddin Bar Broudi, dikutip kantor berita negara IRNA, Minggu (27/1/2013) malam.
Bantahan juga dilontarkan Komandan Militer Iran, Massoud Jazayeri. “Saya menyangkal terjadinya ledakan di situs Fordow,” ujar Jazayeri, seperti dikutip dari kantor berita ISNA. Hingga kini, kantor berita Reuters belum bisa memverifikasi laporan soal ledakan yang terjadi di dekat kota religius Qom.
Beberapa media Israel dan Barat mengatakan, ledakan itu menyebabkan terjadinya kerusakan yang signifikan. Pada akhir 2011, pabrik di Fordow mulai memproduksi uranium yang diperkaya sampai 20 persen. Sebelumnya, beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB telah memerintahkan Iran untuk menangguhkan semua pengayaan uranium.
Para diplomat di Wina, di mana IAEA bermarkas, mengatakan pada Senin, bahwa mereka tidak memiliki informasi apa pun terkait insiden di Fordow. IAEA yang rutin memeriksa situs nuklir Iran, termasuk Fordow, belum memberikan komentar apa pun terkait laporan ini.
"Kabar palsu soal ledakan di Fordow adalah propaganda Barat menjelang perundingan nuklir untuk mempengaruhi mereka akan proses dan hasil perundingan tersebut," tegas Wakil Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Saeed Shamseddin Bar Broudi, dikutip kantor berita negara IRNA, Minggu (27/1/2013) malam.
Bantahan juga dilontarkan Komandan Militer Iran, Massoud Jazayeri. “Saya menyangkal terjadinya ledakan di situs Fordow,” ujar Jazayeri, seperti dikutip dari kantor berita ISNA. Hingga kini, kantor berita Reuters belum bisa memverifikasi laporan soal ledakan yang terjadi di dekat kota religius Qom.
Beberapa media Israel dan Barat mengatakan, ledakan itu menyebabkan terjadinya kerusakan yang signifikan. Pada akhir 2011, pabrik di Fordow mulai memproduksi uranium yang diperkaya sampai 20 persen. Sebelumnya, beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB telah memerintahkan Iran untuk menangguhkan semua pengayaan uranium.
Para diplomat di Wina, di mana IAEA bermarkas, mengatakan pada Senin, bahwa mereka tidak memiliki informasi apa pun terkait insiden di Fordow. IAEA yang rutin memeriksa situs nuklir Iran, termasuk Fordow, belum memberikan komentar apa pun terkait laporan ini.
(esn)