Koma 7 tahun, bekas PM Israel mulai merespons
A
A
A
Sindonews.com - Perkembangan kondisi kesehatan mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon yang koma selama tujuh tahun mengejutkan para dokter. Tim dokter mengatakan meski koma otak, Sharon menunjukkan tingkat kesadaran tertentu, Minggu, (27/1/2013).
"Dia sadar sampai pada suatu tingkat tertentu," ungkap Alon Friedman, direktur Neurologis di Pusat Kesehatan Israel di Beersheba dalam sebuah wawancara telepon dengan Reuters.
Berdasarkan hasil Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI) yang dilakukan oleh sejumlah ahli neurologis Isreal dan Martin Monti, seorang ahli saraf terkemuka di Universitas California Los Angeles, Amerika Serikat (AS) selama dua jam pada Kamis, (24/1/2013) terhadap otak Sharon, menunjukkan kemungkinan sembuh dari koma. "Kemungkinan dia beranjak dari tempat tidur yang sangat, sangat tipis," kata Friedman.
Friedman mengatakan saat kami melakukan tes MRI dengan menunjukkan foto keluarga dan memintanya untuk membayangkan rumah. Dia mungkin mendengarkan dan sejumlah informasi penting yang masuk ke otak Sharon dan diproses. Mata eks PM Israel yang sudah berusia 84 tahun itu juga sempat terbuka saat kami menunjukkan foto-foto keluarganya.
"Yang lebih mengejutkan saat mesin menunjukan bahwa otak Sharon merespons suara anaknya Gilad," ungkapnya.
"Dia mungkin terjaga, dan ada kemungkinan dia sadar. Tapi dia tidak bisa menanggapi respons secara fisik. Sebab, dia menderita lumpuh akibat stroke," imbuh Friedman.
Friedman menjelaskan, pada beberapa pasien yang menderita koma ada satu kondisi di mana mereka "terperangkap". Pasien tersebut memahami dan merespons dengan otaknya, namun tidak dapat mengerakan otot-otot tubuhnya.
"Hasil dari tes ini memang bukan suatu yang jelas, tapi menunjukkan sebuah peningkatan yang mengejutkan bagi kami. Hasil penelitian ini tersebut akan membantu pasien bangun dari koma. Ya, untuk ke depannya, tapi itu tidak terjadi saat ini," pungkas Friedman.
Eks PM Israel yang menjabat sejak 2001 itu mendapat serangan stroke sepekan setelah dia melahirkan Partai Likud. Dia berharap dapat menemukan sebuah faksi yang lebih moderat untuk memajukan proses perdamaian dengan Palestina pada 2006. Sejak saat itu dia koma dan bertahan hidup dengan bantuan sejumlah alat medis.
"Dia sadar sampai pada suatu tingkat tertentu," ungkap Alon Friedman, direktur Neurologis di Pusat Kesehatan Israel di Beersheba dalam sebuah wawancara telepon dengan Reuters.
Berdasarkan hasil Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI) yang dilakukan oleh sejumlah ahli neurologis Isreal dan Martin Monti, seorang ahli saraf terkemuka di Universitas California Los Angeles, Amerika Serikat (AS) selama dua jam pada Kamis, (24/1/2013) terhadap otak Sharon, menunjukkan kemungkinan sembuh dari koma. "Kemungkinan dia beranjak dari tempat tidur yang sangat, sangat tipis," kata Friedman.
Friedman mengatakan saat kami melakukan tes MRI dengan menunjukkan foto keluarga dan memintanya untuk membayangkan rumah. Dia mungkin mendengarkan dan sejumlah informasi penting yang masuk ke otak Sharon dan diproses. Mata eks PM Israel yang sudah berusia 84 tahun itu juga sempat terbuka saat kami menunjukkan foto-foto keluarganya.
"Yang lebih mengejutkan saat mesin menunjukan bahwa otak Sharon merespons suara anaknya Gilad," ungkapnya.
"Dia mungkin terjaga, dan ada kemungkinan dia sadar. Tapi dia tidak bisa menanggapi respons secara fisik. Sebab, dia menderita lumpuh akibat stroke," imbuh Friedman.
Friedman menjelaskan, pada beberapa pasien yang menderita koma ada satu kondisi di mana mereka "terperangkap". Pasien tersebut memahami dan merespons dengan otaknya, namun tidak dapat mengerakan otot-otot tubuhnya.
"Hasil dari tes ini memang bukan suatu yang jelas, tapi menunjukkan sebuah peningkatan yang mengejutkan bagi kami. Hasil penelitian ini tersebut akan membantu pasien bangun dari koma. Ya, untuk ke depannya, tapi itu tidak terjadi saat ini," pungkas Friedman.
Eks PM Israel yang menjabat sejak 2001 itu mendapat serangan stroke sepekan setelah dia melahirkan Partai Likud. Dia berharap dapat menemukan sebuah faksi yang lebih moderat untuk memajukan proses perdamaian dengan Palestina pada 2006. Sejak saat itu dia koma dan bertahan hidup dengan bantuan sejumlah alat medis.
(esn)