Akhir pekan ini, delegasi PBB tiba di Yaman
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah delegasi dari Dewan Keamanan (DK) PBB dijadwalkan tiba di Ibu Kota Yaman, Sanaa pada Minggu 27 Januari untuk membahas proses transisi bergelombang politik di Yaman. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Yaman, Abu Bakr al-Qirbi, Kamis (24/1/2013).
“Delegasi itu akan bertemu dengan Presiden Yaman Abdrabuh Mansur Hadi dan anggota pemerintah konsensus nasional. Konsensus ini dibentuk setelah mantan orang kuat Ali Abdullah Saleh setuju untuk menyerahkan kekuasaan setelah pemberontakan selama setahun, pada 2011,” kata Qirbi, seperti dikutip dari The Daily Star.
Dia tidak memberikan rincian siapa saja para pejabat yang akan menjadi bagian dari delegasi DK PBB itu. Kunjungan itu dilakukan karena pemerintah Yaman sedang berjuang untuk mengatur sebuah konferensi dialog nasional mengenai konstitusi baru dan undang-undang pemilu, sesuai kesepakatan transisi kekuasaan yang ditengahi PBB.
Awalnya, konferensi dijadwalkan berlangsung pada pertengahan November, namun telah berulang kali tertunda karena beberapa faksi dari Gerakan Selatan, yang telah berkampanye untuk otonomi atau memisahkan diri untuk selatan sebelumnya independen, telah menolak untuk bergabung dalam pembicaraan ini.
“Delegasi itu akan bertemu dengan Presiden Yaman Abdrabuh Mansur Hadi dan anggota pemerintah konsensus nasional. Konsensus ini dibentuk setelah mantan orang kuat Ali Abdullah Saleh setuju untuk menyerahkan kekuasaan setelah pemberontakan selama setahun, pada 2011,” kata Qirbi, seperti dikutip dari The Daily Star.
Dia tidak memberikan rincian siapa saja para pejabat yang akan menjadi bagian dari delegasi DK PBB itu. Kunjungan itu dilakukan karena pemerintah Yaman sedang berjuang untuk mengatur sebuah konferensi dialog nasional mengenai konstitusi baru dan undang-undang pemilu, sesuai kesepakatan transisi kekuasaan yang ditengahi PBB.
Awalnya, konferensi dijadwalkan berlangsung pada pertengahan November, namun telah berulang kali tertunda karena beberapa faksi dari Gerakan Selatan, yang telah berkampanye untuk otonomi atau memisahkan diri untuk selatan sebelumnya independen, telah menolak untuk bergabung dalam pembicaraan ini.
(esn)