Aksi penyanderaan berakhir, tentara Aljazair bunuh seluruh teroris
A
A
A
Sindonews.com – Pasukan khusus tentara Aljazair berhasil mengambil alih kendali ladang gas Amenas, Sabtu (19/1/2013). Teroris yang masih berada di dalam komplek ladang gas, berhasil dilumpuhkan. Serangan dilakukan setelah teroris menembak mati 7 sandera asing yang tersisa.
“Tentara Aljazair menewaskan 11 teroris yang tersisa di dalam pabrik gak Amenas. Saat ini serangan telah berakhir dan militer sedang membersihkan ranjau yang ada di dalam pabrik,” sebut sebuah sumber di dalam tubuh militer Aljazair, seperti dikutip dari Reuters.
Menteri Pertahanan Inggris, Philip Hammond mengatakan, bahwa krisis penyanderaan di Aljazair telah berakhir, namun menyayangkan tewasnya 7 sandera asing di hari terakhir aksi penyanderaan.
"Situasi penyanderaan telah diakhiri oleh serangan lebih lanjut oleh pasukan Aljazair, yang telah mengakibatkan kerugian lebih lanjut," kata Hammond dalam konferensi pers bersama dengan sejawatnya dari Amerika Serikat, Leon Panetta.
"Kami menekan Aljazair untuk memberi rincian yang tepat tentang situasi," tambah Hammond. Ia meminta jumlah pasti sandera yang tewas dan sandera yang telah diselamatkan. “Bahwa hilangnya nyawa sandera itu adalah hal yang mengerikan dan tidak dapat diterima. Dan, harus jelas bahwa itu adalah tindakan teroris,” lanjutnya.
"Kami berusaha untuk tetap melaporkan situasi, banyak informasi saat ini yang masih samar," kata Panetta. Ia menolak untuk mengkritik militer Aljazair atas hilangnya nyawa para sandera. “Mereka berada di wilayah tersebut, mereka memahami ancaman dari terorisme. Saya pikir sangat penting bahwa kami terus bekerja dengan itu dan mengembangkan pendekatan regional," lanjutnya.
Aksi penyerangan yang berujung pada penyanderaan pekerja di ladang gas Amenas terjadi pada Kamis 17 Januari. Saat itu, sekitar 30 pria bersenjata menyerbu komplek ladang gas Amenas yang mempekerjakan ratusan warga asing.
“Tentara Aljazair menewaskan 11 teroris yang tersisa di dalam pabrik gak Amenas. Saat ini serangan telah berakhir dan militer sedang membersihkan ranjau yang ada di dalam pabrik,” sebut sebuah sumber di dalam tubuh militer Aljazair, seperti dikutip dari Reuters.
Menteri Pertahanan Inggris, Philip Hammond mengatakan, bahwa krisis penyanderaan di Aljazair telah berakhir, namun menyayangkan tewasnya 7 sandera asing di hari terakhir aksi penyanderaan.
"Situasi penyanderaan telah diakhiri oleh serangan lebih lanjut oleh pasukan Aljazair, yang telah mengakibatkan kerugian lebih lanjut," kata Hammond dalam konferensi pers bersama dengan sejawatnya dari Amerika Serikat, Leon Panetta.
"Kami menekan Aljazair untuk memberi rincian yang tepat tentang situasi," tambah Hammond. Ia meminta jumlah pasti sandera yang tewas dan sandera yang telah diselamatkan. “Bahwa hilangnya nyawa sandera itu adalah hal yang mengerikan dan tidak dapat diterima. Dan, harus jelas bahwa itu adalah tindakan teroris,” lanjutnya.
"Kami berusaha untuk tetap melaporkan situasi, banyak informasi saat ini yang masih samar," kata Panetta. Ia menolak untuk mengkritik militer Aljazair atas hilangnya nyawa para sandera. “Mereka berada di wilayah tersebut, mereka memahami ancaman dari terorisme. Saya pikir sangat penting bahwa kami terus bekerja dengan itu dan mengembangkan pendekatan regional," lanjutnya.
Aksi penyerangan yang berujung pada penyanderaan pekerja di ladang gas Amenas terjadi pada Kamis 17 Januari. Saat itu, sekitar 30 pria bersenjata menyerbu komplek ladang gas Amenas yang mempekerjakan ratusan warga asing.
(esn)