Hamas siap untuk rekonsiliasi Palestina
A
A
A
Sindonews.com - Perdana Menteri Hamas Ismail Haneya mengatakan, bahwa faksinya sudah siap untuk mencapai rekonsiliasi internal Palestina. Haneya mengatakan kepada wartawan usai shalat Jumat di salah satu masjid di Jalur Gaza, bahwa ia menyambut baik kesepakatan yang dicapai di Kairo, antara Hamas dan Fatah.
"Kami siap untuk mengambil manfaat dari rekonsiliasi dan mengambil peran,” kata Haneya pada para wartawan, Jumat (18/1/2013), seperti dikutip dari Maan News. Ia menambahkan, bahwa kesepakatan yang dicapai di Kairo antara pimpinan Hamas dan Fatah menguntungkan semua pihak.
Usai pertemuan di Kairo, Pemimpin Hamas dan Fatah mengumumkan, bahwa pemahaman telah dicapai untuk segera melaksanakan kesepakatan di antara mereka, yang sebelumnya telah dicapai tahun lalu di Kairo dan Qatar.
"Ada niat serius dan niat baik untuk membangun sebuah era baru dalam sejarah Palestina dengan mengakhiri divisi internal dan mencapai rekonsiliasi," kata Haneya. Menurut perjanjian tersebut, kedua faksi akan memulai pelaksanaan semua yang mereka sebelumnya telah sepakati.
Mereka sepakat untuk membentuk pemerintah persatuan transisi pada pekan depan yang mencakup tokoh independen dan untuk mengaktifkan Komisi Pemilihan Pusat (CEC) di Jalur Gaza, serta untuk mendaftar sekitar 400 ribu pemilih Palestina di sana.
Mengaktifkan CEC dan membentuk pemerintah persatuan transisi untuk Gaza dan Tepi Barat akan membuka jalan untuk melakukan pemilihan presiden dan lembaga legislatif umum yang belum diselenggarakan sejak 2005.
"Kami siap untuk mengambil manfaat dari rekonsiliasi dan mengambil peran,” kata Haneya pada para wartawan, Jumat (18/1/2013), seperti dikutip dari Maan News. Ia menambahkan, bahwa kesepakatan yang dicapai di Kairo antara pimpinan Hamas dan Fatah menguntungkan semua pihak.
Usai pertemuan di Kairo, Pemimpin Hamas dan Fatah mengumumkan, bahwa pemahaman telah dicapai untuk segera melaksanakan kesepakatan di antara mereka, yang sebelumnya telah dicapai tahun lalu di Kairo dan Qatar.
"Ada niat serius dan niat baik untuk membangun sebuah era baru dalam sejarah Palestina dengan mengakhiri divisi internal dan mencapai rekonsiliasi," kata Haneya. Menurut perjanjian tersebut, kedua faksi akan memulai pelaksanaan semua yang mereka sebelumnya telah sepakati.
Mereka sepakat untuk membentuk pemerintah persatuan transisi pada pekan depan yang mencakup tokoh independen dan untuk mengaktifkan Komisi Pemilihan Pusat (CEC) di Jalur Gaza, serta untuk mendaftar sekitar 400 ribu pemilih Palestina di sana.
Mengaktifkan CEC dan membentuk pemerintah persatuan transisi untuk Gaza dan Tepi Barat akan membuka jalan untuk melakukan pemilihan presiden dan lembaga legislatif umum yang belum diselenggarakan sejak 2005.
(esn)