Dukungan menguap, Netayahu tetap unggul
A
A
A
Sindonews.com - Empat hari jelang pemilu parlemen Israel, Perdana Menteri Benjamin Netayahu masih memimpin perolehan dukungan suara, walaupun jumlah dukungan terhadap Netayahu menurun selama masa kampanye ini, Jumat (18/1/2013).
Berdasarkan hasil perhitungan jajak pendapat yang dilakukan oleh dua surat kabar Israel, Hareet dan Yedioth Ahronoth, kendaraan politik Ntayahu, Partai Likud berhasil memperoleh 32 kursi, turun 10 kursi dari pemilu Anggota parlemen Knesset Israel pada 2009 lalu.
"Kesenjangan menyusut," tulias headline Yedioth Ahronoth, harian terdepan di Israel. Hasil jajak pendapat menujukan, sampai saat ini 15 persen pemilih masih ragu soal pilihan mereka.
Berdasarkan hasil jajak pendapat yang tersebut, ada tiga hal utama yang menjadi sorotan dalam pemilu kali ini. Sekitar 47 persen warga Israel menganggap isu-isu sosial dan ekonomi sebagai masalah yang paling mendesak, 10 persen warga Israel mengangap pentingnya serangan ke Iran, sementara 18 persen lainya memprioritaskan perundingan dengan Palestina.
Meski dukungan merosot, namun posisis Netayahu untuk menjabat yang ketiga kalinya sebagai PM Israel tetap aman. Sementara itu, dukungan untuk Partai Yisrael Beitenu terus merangkak naik, meskipun gagal meyakinkan warga Israel bahwa mereka siap untuk memimpin negara di tengah gejolak yang terjadi di sejumlah negara arab.
Dalam hasil wawancara, Netanyahu mengatakan, ia tidak akan menyerah dan memutar balikkan keputusan yang telah dia ambil saat menjabat sebagai PM. Dia akan melanjutkan semua kebijakan yang telah diputuskan, jika kelak terpilih kembali.
"Hari-hari di mana buldoser akan mencabut wilayah pemukiman Yahudi menghantui kita, bukan di depan kita. Saya tidak akan menyerah begitu saja pada keputusan ini, seperti yang telah saya torehkan selama masa jabatan saya sebelumnya. Saya akan membuat pemukiman Yahudi lebih kuat," ungkap Netayahu pada harian Maariv.
Netayahu mengaku prihatin dengan hasil perolehan jajak pendapat tersebut. Namun, jika dukungan terhadap partainya menguat dalam pemilu tersebut, maka pemerintahanya akan lebih kuat dalam menghadapi berbagai tekanan.
Berdasarkan hasil perhitungan jajak pendapat yang dilakukan oleh dua surat kabar Israel, Hareet dan Yedioth Ahronoth, kendaraan politik Ntayahu, Partai Likud berhasil memperoleh 32 kursi, turun 10 kursi dari pemilu Anggota parlemen Knesset Israel pada 2009 lalu.
"Kesenjangan menyusut," tulias headline Yedioth Ahronoth, harian terdepan di Israel. Hasil jajak pendapat menujukan, sampai saat ini 15 persen pemilih masih ragu soal pilihan mereka.
Berdasarkan hasil jajak pendapat yang tersebut, ada tiga hal utama yang menjadi sorotan dalam pemilu kali ini. Sekitar 47 persen warga Israel menganggap isu-isu sosial dan ekonomi sebagai masalah yang paling mendesak, 10 persen warga Israel mengangap pentingnya serangan ke Iran, sementara 18 persen lainya memprioritaskan perundingan dengan Palestina.
Meski dukungan merosot, namun posisis Netayahu untuk menjabat yang ketiga kalinya sebagai PM Israel tetap aman. Sementara itu, dukungan untuk Partai Yisrael Beitenu terus merangkak naik, meskipun gagal meyakinkan warga Israel bahwa mereka siap untuk memimpin negara di tengah gejolak yang terjadi di sejumlah negara arab.
Dalam hasil wawancara, Netanyahu mengatakan, ia tidak akan menyerah dan memutar balikkan keputusan yang telah dia ambil saat menjabat sebagai PM. Dia akan melanjutkan semua kebijakan yang telah diputuskan, jika kelak terpilih kembali.
"Hari-hari di mana buldoser akan mencabut wilayah pemukiman Yahudi menghantui kita, bukan di depan kita. Saya tidak akan menyerah begitu saja pada keputusan ini, seperti yang telah saya torehkan selama masa jabatan saya sebelumnya. Saya akan membuat pemukiman Yahudi lebih kuat," ungkap Netayahu pada harian Maariv.
Netayahu mengaku prihatin dengan hasil perolehan jajak pendapat tersebut. Namun, jika dukungan terhadap partainya menguat dalam pemilu tersebut, maka pemerintahanya akan lebih kuat dalam menghadapi berbagai tekanan.
(esn)