Demonstran Mesir dilempari bom molotov
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah orang tak dikenal melemparkan bom molotov ke arah kerumunan orang yang mendirikan tenda diluar Istana Kepresidenen Mesir di Ibu Kota Kairo, serta menyerang aparat keamanan dengan peluru karet, Sabtu (12/1/2013).
"Beberapa orang demostran terluka setelah empat buah tenda terbakar akibat dilepari bom molotov. Sementara itu, satu orang polisi dan enam tentara ikut terluka akibat tembakan peluru karet," ungkap Pernyataan Kementrian Dalam Negeri Mesir seperti dilansir Reutes.
Kebakaran yang dipicu oleh serangan bom molov tersebut memicu kepulan asap hitam dan sempat membuat sejumlah demonstran panik.
Pelaku penyerangan belum dapat dipastikan karena semua orang di Mesir dengan mudah mengakses peluru karet. Sebab, pasca revolusi terjadi peningkatan penyelundupan senjata akibat rendahnya pengawasan. Saat ini Kementrian Dalam Negeri Mesir tengah mencari tahu siapa oknum dibalik aksi penyerangan tersebut.
Serangan yang dilakukan oleh sejumlah orang tak dikenal tersebut terjadi setelah para pengujuk rasa menolak meninggalkan areal luar Istana Kepresidenan Mesir. Pengunjuk rasa bersikeras menetap tinggal di tenda sejak Desember lalu, meminta Morsi turun dari jabatanya.
"Sejak kemarin, sejumlah polisi dan militer Mesir telah bernegosiasi dengan kami. Mereka meminta kami semua meninggalkan alun-alun," ungkap Karim el-Shaer, pengunjuk rasa "Hari ini, setengah jam setelah mereka kembali mengajak kami bernegosiasi tiba-tiba sejumlah preman datang menyerang dan membakar tenda kami. Serangan tersebut terjadi di depan mata petugas," imbuh Shaer.
"Beberapa orang demostran terluka setelah empat buah tenda terbakar akibat dilepari bom molotov. Sementara itu, satu orang polisi dan enam tentara ikut terluka akibat tembakan peluru karet," ungkap Pernyataan Kementrian Dalam Negeri Mesir seperti dilansir Reutes.
Kebakaran yang dipicu oleh serangan bom molov tersebut memicu kepulan asap hitam dan sempat membuat sejumlah demonstran panik.
Pelaku penyerangan belum dapat dipastikan karena semua orang di Mesir dengan mudah mengakses peluru karet. Sebab, pasca revolusi terjadi peningkatan penyelundupan senjata akibat rendahnya pengawasan. Saat ini Kementrian Dalam Negeri Mesir tengah mencari tahu siapa oknum dibalik aksi penyerangan tersebut.
Serangan yang dilakukan oleh sejumlah orang tak dikenal tersebut terjadi setelah para pengujuk rasa menolak meninggalkan areal luar Istana Kepresidenan Mesir. Pengunjuk rasa bersikeras menetap tinggal di tenda sejak Desember lalu, meminta Morsi turun dari jabatanya.
"Sejak kemarin, sejumlah polisi dan militer Mesir telah bernegosiasi dengan kami. Mereka meminta kami semua meninggalkan alun-alun," ungkap Karim el-Shaer, pengunjuk rasa "Hari ini, setengah jam setelah mereka kembali mengajak kami bernegosiasi tiba-tiba sejumlah preman datang menyerang dan membakar tenda kami. Serangan tersebut terjadi di depan mata petugas," imbuh Shaer.
(esn)