PM Turki: Pembunuhan aktivis Kurdi di Paris akibat perseteruan internal
A
A
A
Sindonews.com - Pembunuhan tiga aktivis perempuan Kurdi di Paris, Kamis 10 Januari 2013, adalah hasil dari perseteruan internal. Pernyataan ini disampaikan oleh Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan, Jumat (11/1/2013), seperti dikutip dari Reuters.
Menurut Erdogan, ruangan di mana jenazah ketiga aktivis itu ditemukan, memiliki pintu dengan kode kunci yang hanya bisa dibuka oleh orang di dalam ruangan. Hal ini menunjukkan, bahwa pembunuhan dilakukan oleh orang dalam.
"Ketiga orang itu membuka pintu. Tidak diragukan lagi, mereka tidak akan membuka pintu bagi orang-orang yang mereka tidak kenal," kata Erdogan kepada wartawan di pesawatnya saat kembali dari Senegal.
Menurut Erdogan, pembunuhan ini bisa juga dimaksudkan untuk menyabot usaha-usaha menuju pembicaraan damai antara Turki dengan PKK. Hingga kini, pihak berwenang Perancis yang menyelidik kasus ini, belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait perkembangan kasus pembunuhan ini.
Tiga wanita itu adalah Sakine Cansiz, Fidan Dogan, dan Leyla Soylemez. Asosiasi Federasi Kurdi di Perancis menyatakan Cansiz adalah anggota pendiri PKK, sedangkan Dogan adalah anggota kongres Kurdistan, dan Soylemez adalah seorang aktivis muda.
“Ketiganya terakhir kali terlihat pada Rabu 9 Januari siang di lantai pertama dari sebuah bangunan di jalan Lafayette,” menurut Direktur Pusat Federasi Asosiasi Kurdi di Paris, Leon Edart, Kamsi (10/1/2013), seperti dikutip dari The Sunday Times.
Teman-teman dan kolega yang mencoba dan gagal untuk menghubungi mereka akhirnya pergi ke pusat Institut Kurdi tersebut. Mereka lalu menemukan jejak darah di depan pintu. “Setelah membuka paksa pintu, mereka menemukan jenazah ketiganya,” lanjut Edart. Menurutnya, dua wanita ditembak di bagian leher dan seorang lainnya di dahi serta perut.
Menurut Erdogan, ruangan di mana jenazah ketiga aktivis itu ditemukan, memiliki pintu dengan kode kunci yang hanya bisa dibuka oleh orang di dalam ruangan. Hal ini menunjukkan, bahwa pembunuhan dilakukan oleh orang dalam.
"Ketiga orang itu membuka pintu. Tidak diragukan lagi, mereka tidak akan membuka pintu bagi orang-orang yang mereka tidak kenal," kata Erdogan kepada wartawan di pesawatnya saat kembali dari Senegal.
Menurut Erdogan, pembunuhan ini bisa juga dimaksudkan untuk menyabot usaha-usaha menuju pembicaraan damai antara Turki dengan PKK. Hingga kini, pihak berwenang Perancis yang menyelidik kasus ini, belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait perkembangan kasus pembunuhan ini.
Tiga wanita itu adalah Sakine Cansiz, Fidan Dogan, dan Leyla Soylemez. Asosiasi Federasi Kurdi di Perancis menyatakan Cansiz adalah anggota pendiri PKK, sedangkan Dogan adalah anggota kongres Kurdistan, dan Soylemez adalah seorang aktivis muda.
“Ketiganya terakhir kali terlihat pada Rabu 9 Januari siang di lantai pertama dari sebuah bangunan di jalan Lafayette,” menurut Direktur Pusat Federasi Asosiasi Kurdi di Paris, Leon Edart, Kamsi (10/1/2013), seperti dikutip dari The Sunday Times.
Teman-teman dan kolega yang mencoba dan gagal untuk menghubungi mereka akhirnya pergi ke pusat Institut Kurdi tersebut. Mereka lalu menemukan jejak darah di depan pintu. “Setelah membuka paksa pintu, mereka menemukan jenazah ketiganya,” lanjut Edart. Menurutnya, dua wanita ditembak di bagian leher dan seorang lainnya di dahi serta perut.
(esn)