Pemerintah Turki kutuk pembunuhan aktivis perempuan Kurdi

Kamis, 10 Januari 2013 - 23:29 WIB
Pemerintah Turki kutuk pembunuhan aktivis perempuan Kurdi
Pemerintah Turki kutuk pembunuhan aktivis perempuan Kurdi
A A A
Sindonews.com - Pemerintah Turki mengutuk pembunuhan tiga aktivis perempuan Kurdi di Paris. Turki menyebut aksi ini sebagai eksekusi. "Saya mengutuk kekerasan ini yang dilakukan dengan cara sebuah eksekusi," kata Juru Bicara Pemerintah Turki, Arinc Bulent, Kamis (10/1/2013), seperti dikutip dari Expatica France.

"Ini benar-benar salah. Saya menyampaikan belasungkawa saya," lanjutnya. Pernyataan itu disampaikan hanya beberapa jam setelah tiga aktivis Kurdi, wakil pendiri Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan dua aktivis lainnya ditembak mati di Paris, Kamis pagi.

Tiga wanita itu adalah Sakine Cansiz, Fidan Dogan, dan Leyla Soylemez. Asosiasi Federasi Kurdi di Perancis menyatakan Cansiz adalah anggota pendiri PKK, sedangkan Dogan adalah anggota kongres Kurdistan, dan Soylemez adalah seorang aktivis muda.

“Ketiganya terakhir kali terlihat pada Rabu 9 Januari siang di lantai pertama dari sebuah bangunan di jalan Lafayette,” menurut Direktur Pusat Federasi Asosiasi Kurdi di Paris, Leon Edart, Kamis (10/1/2013), seperti dikutip dari The Sunday Times.

Teman-teman dan kolega yang mencoba dan gagal untuk menghubungi mereka akhirnya pergi ke pusat Institut Kurdi tersebut. Mereka lalu menemukan jejak darah di depan pintu. “Setelah membuka paksa pintu, mereka menemukan jenazah ketiganya,” lanjut Edart. Menurutnya, dua wanita ditembak di bagian leher dan seorang lainnya di dahi serta perut.

Berbicara dari Senegal, Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mengatakan, "terlalu dini untuk berkomentar". Tapi menurutnya, insiden tersebut bisa menjadi sebuah provokasi.

"Ini bisa menjadi perseteruan internal dan kemudian memengaruhi upaya kita dalam melawan teror," kata Erdogan. "Kami ingin bergerak maju dan ada orang-orang yang tidak menyukainya," lanjutnya.

PKK yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Pemerintah Turki dan banyak masyarakat internasional, mengangkat senjata pada 1984 untuk memperoleh pemerintahan sendiri di wilayah tenggara Turki yang mayoritas dihuni kaum Kurdi.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4184 seconds (0.1#10.140)