Bolivia klaim punya bukti intervensi AS dalam urusan internal
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Bolivia mengaku memiliki bukti tak terbantahkan soal upaya AS untuk merusak dan mengacaukan urusan internal dalam negeri Bolivia. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Kepresidenan Bolivia, Juan Ramon Quintana.
Menurut Quintana, AS sedang menggunakan kedutaannya di La Paz untuk merusak citra dan harga diri pemerintahan Presiden Bolivia Evo Morales, dengan tujuan menggulingkan pemerintahan itu.
"Ada begitu banyak bukti untuk diajukan sebagai bukti untuk Obama", kata Quintana. "Kami meminta mereka berhenti melecehkan pemerintah Bolivia, menghentikan pengepungan politik pemerintah kami, dan menghentikan serangan politik,” lanjutnya.
Washington tidak senang dengan politik anti liberal yang diterakan Morales. “AS juga tak senang dengan kebijakan nasionalisasi sumber daya alam dan reformasi sosialis lainnya di Bolivia. Proses perubahan ini menetapkan contoh buruk bagi AS,” tambah Quintana.
Menurutnya, AS tak akan membiarkan kebijakan yang diterapkan Bolivia. “AS tidak akan mentolerir, bahwa di jantung Amerika Selatan ada sebuah negara yang menetapkan contoh buruk bagi seluruh dunia," lanjutnya.
Hubungan antara kedua negara menjadi tegang, sejak Bolivia mengusir Duta Besar AS Philip Goldberg pada 2008. Ia dituduh bersekongkol melawan negara. Segera setelah itu, Washington membalas dengan mengusir Duta Besar Bolivia Gustavo Guzman.
Dan pada tahun yang sama, La Paz juga mengusir Agen narkotikan AS, Drug Enforcement (DEA). Pada 7 November 2011, La Paz dan Washington menandatangani Accord Framework untuk membangun kembali hubungan bilateral sesuai dengan asas "saling menghormati", namun sampai saat ini kedua negara tidak menunjuk duta besar baru.
Menurut Quintana, AS sedang menggunakan kedutaannya di La Paz untuk merusak citra dan harga diri pemerintahan Presiden Bolivia Evo Morales, dengan tujuan menggulingkan pemerintahan itu.
"Ada begitu banyak bukti untuk diajukan sebagai bukti untuk Obama", kata Quintana. "Kami meminta mereka berhenti melecehkan pemerintah Bolivia, menghentikan pengepungan politik pemerintah kami, dan menghentikan serangan politik,” lanjutnya.
Washington tidak senang dengan politik anti liberal yang diterakan Morales. “AS juga tak senang dengan kebijakan nasionalisasi sumber daya alam dan reformasi sosialis lainnya di Bolivia. Proses perubahan ini menetapkan contoh buruk bagi AS,” tambah Quintana.
Menurutnya, AS tak akan membiarkan kebijakan yang diterapkan Bolivia. “AS tidak akan mentolerir, bahwa di jantung Amerika Selatan ada sebuah negara yang menetapkan contoh buruk bagi seluruh dunia," lanjutnya.
Hubungan antara kedua negara menjadi tegang, sejak Bolivia mengusir Duta Besar AS Philip Goldberg pada 2008. Ia dituduh bersekongkol melawan negara. Segera setelah itu, Washington membalas dengan mengusir Duta Besar Bolivia Gustavo Guzman.
Dan pada tahun yang sama, La Paz juga mengusir Agen narkotikan AS, Drug Enforcement (DEA). Pada 7 November 2011, La Paz dan Washington menandatangani Accord Framework untuk membangun kembali hubungan bilateral sesuai dengan asas "saling menghormati", namun sampai saat ini kedua negara tidak menunjuk duta besar baru.
(esn)