Uni Emirat Arab tolak bebaskan 11 warga Mesir
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) menolak untuk membebaskan 11 warga Mesir yang dituduh akan melakukan kekacauan di UEA. Ikhwanul Muslimin Mesir mengatakan, beberapa dari tahanan itu adalah anggota mereka dan menuntut agar para tahanan segera dibebaskan. Menurut Ikhwanul Muslimin Mesir, Pemerintah UEA telah salah tangkap.
Menurut Gulf News, Sabtu (5/1/2013), Mesir telah mengirim Pembantu Presiden dan Kepala Intelijen, Jenderal Mohamed Shehata ke UEA untuk melakukan pembicaraan, setelah ditangkapnya 11 warga Mesir itu.
"Mereka (pejabat UEA) menjelaskan, bahwa tersangka tidak bisa dilepaskan sebelum kasus tersebut masuk ke pengadilan," sebut laporan Gulf News.
Sementara harian berbahasa Arab, al-Khaleej mengatakan, 11 warga Mesir itu berada di bawah penyidikan oleh Jaksa Keamanan Negara atas tuduhan serius. Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, Al-Khaleej menyatakan, ada hubungan erat antara Ikhwanul Muslimin Mesir dan pemimpin kelompok Islam di tahanan.
Menurut al-Khaleej, warga Mesir itu telah memberi sejumlah kursus dan kuliah soal pemilu dan cara untuk mengubah sistem pemerintahan di negara-negara Arab.
Menteri Luar Negeri Mesir, Mohamed Kamel Amr menyatakan, bahwa Mesir tidak akan mengganggu urusan dalam negeri negara lain. “Apa yang terjadi di Mesir hanya menyangkut rakyat Mesir dan kami tidak memiliki kepentingan dalam mentransfer apa yang terjadi di Mesir ke negara lain," kata Amr.
Menurut Gulf News, Sabtu (5/1/2013), Mesir telah mengirim Pembantu Presiden dan Kepala Intelijen, Jenderal Mohamed Shehata ke UEA untuk melakukan pembicaraan, setelah ditangkapnya 11 warga Mesir itu.
"Mereka (pejabat UEA) menjelaskan, bahwa tersangka tidak bisa dilepaskan sebelum kasus tersebut masuk ke pengadilan," sebut laporan Gulf News.
Sementara harian berbahasa Arab, al-Khaleej mengatakan, 11 warga Mesir itu berada di bawah penyidikan oleh Jaksa Keamanan Negara atas tuduhan serius. Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, Al-Khaleej menyatakan, ada hubungan erat antara Ikhwanul Muslimin Mesir dan pemimpin kelompok Islam di tahanan.
Menurut al-Khaleej, warga Mesir itu telah memberi sejumlah kursus dan kuliah soal pemilu dan cara untuk mengubah sistem pemerintahan di negara-negara Arab.
Menteri Luar Negeri Mesir, Mohamed Kamel Amr menyatakan, bahwa Mesir tidak akan mengganggu urusan dalam negeri negara lain. “Apa yang terjadi di Mesir hanya menyangkut rakyat Mesir dan kami tidak memiliki kepentingan dalam mentransfer apa yang terjadi di Mesir ke negara lain," kata Amr.
(esn)