Mundur, Kofi Annan kritik DK PBB

Kamis, 02 Agustus 2012 - 23:45 WIB
Mundur, Kofi Annan kritik DK PBB
Mundur, Kofi Annan kritik DK PBB
A A A
Sindonews.com - Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan, mengkritik Dewan Keamanan (DK) PBB karena saling menyalahkan dan menyebut nama, saat engumumkan mengundurkan diri dari jabatannya itu pada Kamis (02/08/2012).

Dalam sebuah konferensi pers, Annan memaparkan, rakyat Suriah benar-benar membutuhkan aksi. Mandat pria asal Ghana itu berakhir pada akhir Agustus ini dan dia menegaskan tidak ingin memperpanjang masa tugasnya.

Menurut Annan, meningkatnya militerisasi di Suriah dan kurangnya persatuan yang jelas di DK PBB secara fundamental telah mengubah kondisi untuk melatih perannya secara efektif. Dia menyalahkan kedua belah yang terlibat dalam konflik di Suriah tapi menegaskan semuanya dipersulit dengan ketiadaanpersatuan komunitas internasional.

“Ketika rakyat Suriah benar-benar membutuhkan tindakan, ada saling tuding dan sebut nama yang terus berlanjut di Dewan Keamanan,” tutur Annan dalam konferensi pers di Jenewa yang dikutip BBC. “Mustahil bagi saya atau siapa pun untuk mendorong pemerintah Suriah dan juga oposisi untuk mengambil langkah mewujudkan proses politik. Sebagai seorang utusan, saya tidak bisa menginginkan apapun selain perdamaian.”

Anggota DK PBB gagal mencapai kesepakatan terkait tindakan terhadap Suriah. Rusia dan China sudah tiga kali memveto resolusi terhadap krisis itu dengan alasan menentang tindakan apa pun yang dilihat sebagai perubahan rezim yang dilakukan dari luar.

Annan menuturkan, tidak mengesampingkan ada orang yang mengambil alih peran mediator itu dari dirinya. “Dunia ini penuh orang gila seperti saya. Jadi jangan kaget kalau ada orang yang memutuskan untuk menggantikan saya,” papar dia.

Tapi, mantan Sekretaris Jenderal PBB itu memaparkan, penggantinya seharusnya mengambil langkah lain. Dia menambahkan, fokusnya tetap pada transisi politik dan mengatakan, Presiden Suriah Bashar al-Assad harus lengser cepat atau lambat.

Sebelumnya, saat mengumumkan pengunduran diri Annan, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengaku sedang melakukan pembahasan dengan Liga Arab untuk mencari pengganti yang akan melaksanakan tugas berat dan penting dalam mewujudkan perdamaian.

“Saya tetap yakin bahwa pertumpahan darah bukanlah jawabannya. Tiap hari, itu hanya akan membuat solusi lebih sulit dicapai sementara menyebabkan penderitaan lebih mendalam terhadap negara dan bahaya yang lebih besar terhadap kawasan,” papar Ban. “Saya ingin mengungkapkan rasa terima kasih mendalam saya kepada Annan atas tekad dan usaha beraninya selama menjadi Utusan Khusus untuk Suriah.”

Pengunduran diri Annan itu disesalkan Rusia, anggota DK PBB yang sudah tiga kali memveto resolusi krisis Suriah.

Selama menjabat sebagai utusan khusus, pria asal Ghana itu telah mengajukan rencana damai enam poin yang dimaksudkan untuk mengakhiri perang itu. Tapi, hingga mantan Sekretaris Jenderal PBB itu mundur, rencana itu belum dijalankan dan kekerasan terus meningkat di negara Timur Tengah itu.

Rencana damai Annan yang menyeru diakhirinya penggunaan senjata berat, saluran bantuan yang bebas, kebebasan media dan demonstrasi serta menyerukan proses politik untuk mengapresiasi aspirasi dan keprihatinan rakyat Suriah.
(alv)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4380 seconds (0.1#10.140)