Menkeu Australia minta warga dengarkan Bruce Springsteen

Kamis, 02 Agustus 2012 - 10:05 WIB
Menkeu Australia minta warga dengarkan Bruce Springsteen
Menkeu Australia minta warga dengarkan Bruce Springsteen
A A A
Sindonews.com - Bruce Springsteen ternyata bukan hanya pelantun tembang-tembang syarat makna kehidupan. Tapi, The Boss ini juga merupakan inspirasi untuk menghindari krisis ekonomi seperti yang terjadi di Amerika Serikat (AS).

Setidaknya inilah yang terlintas dalam benak Menteri Keuangan (Menkeu) yang juga Deputi Perdana Menteri Australia Wayne Swan. Dia bahkan menyarankan agar rakyat Negeri Kanguru itu mendengarkan lagu-lagu Springsteen demi menghindari krisis ekonomi. Bagi Swan, Springsteen adalah inspirasi politiknya.

Menurut Swan, lagu-lagu hits Springsteen mengumandangkan masa ketika Amerika beralih menuju akuntabilitas dan tanggung jawab yang lebih besar. “Sering terjadi terhadap seniman-seniman hebat—orang-orang seperti Bruce Springsteen—cenderung memilih kata-kata yang mendengungkan perubahan sosial mendalam jauh sebelum ekonom memperhatikannya,” papar Swan, seperti dikutip The Daily Telegraph.

Dalam sebuah pidato di Melbourne pada Rabu (01/08/2012), Swan, yang juga menyampaikan lima anggaran federal, menyebut hit Springsteen, Born to Run, adalah lagu kebangsaan pribadinya. “Saya masih mendengarkannya keras-keras pada malam penyusunan anggaran dan setelah pesta makan malam keluarga,” tutur dia. “Saya berhenti melakukannya sekarang, tapi, seperti yang dikatakan istri saya, saya punya kebiasaan lama menarikan lagu itu di pesta-pesta—sangat buruk, tanpa ritme sama sekali.”

Swan juga menuturkan, bukan hanya dia saja pejabat yang mengidolakan Springsteen. Bahkan, menurut dia, Perdana Menteri Australia Julia Gillard juga menyukai pelantun Streets of Philadelphia itu.

Di mata Swan, Springsteen memiliki akar kelas pekerja yang sama dengan sebagian besar anggota partai Buruh. Swan kemudian mengkritik beberapa pengusaha kaya Australia seperti Clive Palmer, Andrew Forrest dan Gina Rinehart karena menggunakan kekayaan mereka untuk berusaha dan mempengaruhi kebijakan publik.

“Jadi, salah satu taipan ini menggunakan uangnya untuk menantang prinsip pajak yang adil melalui pemungutan suara. Yang lainnya menggunakan uangnya untuk menantang pajak melalui pengadilan. Dan, satunya lagi menggunakan uangnya untuk menantang pajak dengan meremehkan jurnalisme independen. Dalam menghadapi semua ini, kita harus berdiri dan didengarkan, karena ketika orang-orang super kaya membeli megafon terkencang, suara orang-orang tenggelam,” papar Swan.

Pidato Swan ini ditanggapi secara berbeda-beda. Joe Hockey, menteri keuangan bayangan, menyebut pidato itu sebagai pidato “lihat saya” yang aneh dan Clive Palmer menyebut Swan berusaha memicu perang kelas.
(alv)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6818 seconds (0.1#10.140)