Rakyat Mesir mendemo keputusan MA
A
A
A
Sindonews.com - Rakyat Mesir bereaksi keras atas pembubaran parlemen yang dilakukan oleh Mahkamah Agung. Ratusan orang mendatangi Mahkamah Agung untuk memprotes pembubaran tersebut.
Massa memanjat pagar kawat berduri dan berusaha membuat kericuhan. Namun pihak pemerintah Mesir telah melakukan antisipasi dengan menurunkan polisi antihuru-hara dan tentara untuk melakukan penjagaan ketat Gedung Mahkamah Agung.
Polisi antihuru-hara dan tentara berdiri yang dipersenjatai dengan tameng dan senjata bersiaga di belakang kawat berduri yang telah dipasang. Selain itu, pemerintah Mesir menyiagakan tank di luar gedung Mahkamah Agung.
Massa sempat mundur tank bergerak ke arahnya. Kerumunan massa mundur sambil mengejek polisi dan militer.
Pengunjuk rasa yang berjumlah ratusan ini berkumpul di bawah teriknya matahari. Mereka menolak keputusan pembubaran parleman Mesir dan tak menginginkan mantan Perdana Menteri (PM) Mesir Ahmed Shafiq mengikuti pemilu putaran kedua.
"Perubahan ini bukan pertanda baik bagi Mesir, MA seharusnya menjadi lembaga yang independen dan menjaga keamaman negara,” ungkap seorang pendemo Wissam Mohammed, yang juga berprofesi sebagai penerjemah dan peneliti politik, seperti diberitakan dalam Aljazeera, Jumat (15/6/2012).
Keputusan MA Mesir menunjukkan tidak ada perbedaan situasi politik paska pengulingan Mantan Presiden Hosni Mubarak. MA dianggap tak berbeda jauh dengan mantan jenderal Mesir yang lama.
“Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) telah berusaha untuk mengembalikan unsur-unsur rezim lama," ungkap Mohammed.
Sementara itu, beberapa saat paska pengumuman putusan pembubaran parlemen, kandidat Presiden Mesir Ahmad Shafiq mengatakan pembungkaman hukum telah berakhir. Sahfiq mengatakan, jika terpilih menjadi presiden maka dia akan mewujudkan kepemimpinan rakyat dan menciptakan stabilitas di Mesir.
Massa memanjat pagar kawat berduri dan berusaha membuat kericuhan. Namun pihak pemerintah Mesir telah melakukan antisipasi dengan menurunkan polisi antihuru-hara dan tentara untuk melakukan penjagaan ketat Gedung Mahkamah Agung.
Polisi antihuru-hara dan tentara berdiri yang dipersenjatai dengan tameng dan senjata bersiaga di belakang kawat berduri yang telah dipasang. Selain itu, pemerintah Mesir menyiagakan tank di luar gedung Mahkamah Agung.
Massa sempat mundur tank bergerak ke arahnya. Kerumunan massa mundur sambil mengejek polisi dan militer.
Pengunjuk rasa yang berjumlah ratusan ini berkumpul di bawah teriknya matahari. Mereka menolak keputusan pembubaran parleman Mesir dan tak menginginkan mantan Perdana Menteri (PM) Mesir Ahmed Shafiq mengikuti pemilu putaran kedua.
"Perubahan ini bukan pertanda baik bagi Mesir, MA seharusnya menjadi lembaga yang independen dan menjaga keamaman negara,” ungkap seorang pendemo Wissam Mohammed, yang juga berprofesi sebagai penerjemah dan peneliti politik, seperti diberitakan dalam Aljazeera, Jumat (15/6/2012).
Keputusan MA Mesir menunjukkan tidak ada perbedaan situasi politik paska pengulingan Mantan Presiden Hosni Mubarak. MA dianggap tak berbeda jauh dengan mantan jenderal Mesir yang lama.
“Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) telah berusaha untuk mengembalikan unsur-unsur rezim lama," ungkap Mohammed.
Sementara itu, beberapa saat paska pengumuman putusan pembubaran parlemen, kandidat Presiden Mesir Ahmad Shafiq mengatakan pembungkaman hukum telah berakhir. Sahfiq mengatakan, jika terpilih menjadi presiden maka dia akan mewujudkan kepemimpinan rakyat dan menciptakan stabilitas di Mesir.
()