Israel & AS di balik konflik Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Di balik instabilitalitas politik dan keamanan di Suriah ternyata ada pihak asing yang terbukti berperan menciptakan kondisi tersebut. Salah seorang sumber menyebut Israel sebagai dalangnya.
Israel disebut telah mengirimkan senjata untuk memfasilitasi aksi pemberontakan terhadap Pemerintah Suriah. Diberitakan Presstv, Minggu (10/6/2012), salah seorang sumber mengungkap, pesawat Israel telah menyelundupkan senjata ke Suriah melalui wilayah kekuasan suku Kurdi, Irak. Qatar juga berperan memberikan sejumlah dana dalam penyelundupan senjata ini.
Namun, pemimpin wilayah suku Kurdi, President Massoud Barzani telah membantah memfasilitasi berbagai operasi yang dijalankan oleh perusahaan Israel.
Diungkap pula Amerika Serikat telah melatih 400 orang kelompok militan Al-Qaeda di salah satu negara di Eropa. Setelah menjalani serangkaian latihan, mereka kemudian dikirim ke Suriah untuk melakukan aksi-aksi kekerasan.
Aksi kekerasan di Suriah berlangsung sejak Maret 2011 lalu. Saat itu ribuan warga Suriah turun ke jalan pemprotes sikap pemerintah Suriah dan meminta Presiden Bashar Al-Assad turun dari kursi kepemimpinan.
Selama 15 bulan aksi demontrasi berlangsung, lebih dari 9.000 orang dilaporkan tewas. Barat dan oposisi Suriah menuduh pemerintah Suriah dalang di balik aksi pembunuhan ini. Namun, pemerintah Suriah tidak terima dengan tudingan tersebut.
Suriah mengatakan pembunuhan ini dilakukan oleh penjahat, kelompok teroris bersenjata dan pelaku sabotase yang didatangkan dari luar negeri.
Israel disebut telah mengirimkan senjata untuk memfasilitasi aksi pemberontakan terhadap Pemerintah Suriah. Diberitakan Presstv, Minggu (10/6/2012), salah seorang sumber mengungkap, pesawat Israel telah menyelundupkan senjata ke Suriah melalui wilayah kekuasan suku Kurdi, Irak. Qatar juga berperan memberikan sejumlah dana dalam penyelundupan senjata ini.
Namun, pemimpin wilayah suku Kurdi, President Massoud Barzani telah membantah memfasilitasi berbagai operasi yang dijalankan oleh perusahaan Israel.
Diungkap pula Amerika Serikat telah melatih 400 orang kelompok militan Al-Qaeda di salah satu negara di Eropa. Setelah menjalani serangkaian latihan, mereka kemudian dikirim ke Suriah untuk melakukan aksi-aksi kekerasan.
Aksi kekerasan di Suriah berlangsung sejak Maret 2011 lalu. Saat itu ribuan warga Suriah turun ke jalan pemprotes sikap pemerintah Suriah dan meminta Presiden Bashar Al-Assad turun dari kursi kepemimpinan.
Selama 15 bulan aksi demontrasi berlangsung, lebih dari 9.000 orang dilaporkan tewas. Barat dan oposisi Suriah menuduh pemerintah Suriah dalang di balik aksi pembunuhan ini. Namun, pemerintah Suriah tidak terima dengan tudingan tersebut.
Suriah mengatakan pembunuhan ini dilakukan oleh penjahat, kelompok teroris bersenjata dan pelaku sabotase yang didatangkan dari luar negeri.
()