Perundingan nuklir Iran terancam deadlock
A
A
A
Sindonews.com - Perundingan program nuklir antara Iran dengan negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman (P5+1) terancam deadlock. Pasalnya, perundingan sesi pertama yang dilakukan Rabu (23/5), tidak menemukan solusi baru.
Para negosiator enam negara kekuatan dunia (P5+1), Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, China dan Jerman membutuhkan waktu lebih dari dua hari untuk menyelesaikan perundingan nuklir Iran.
Seperti diberitakan dalam BBc.co.uk, P5+1 berupaya membujuk Iran untuk meninjau kembali program pengayaan uranium di reaktor nuklirnya. Namun, Iran mengatakan pengayaan uranium merupakan hak Iran yang tidak dapat didiskusikan.
Negara Barat datang dengan membawa proposal baru, kombinasi proposal lama dan roposal baru. Mereka menawarkan isotop medis dan kerja sama nuklir yang aman. Sebagai gantinya, Iran harus menghentikan program pengayaan uraniumnya yang telah ditingkatkan menjadi 20 persen
Seperti diberitakan dalam IRNA, mengutip perkataan pemerintah Iran, penawaran itu sangat rumit. Sementara para mahasiswa Iran mengatakan tawaran yang diajukan kepada Iran sangat tidak adil.
Setelah menggelar perundingan, negosiator nuklir Iran, Saeed Jalili, mengatakan bahwa Iran mengajukan lima poin dalam proposal tentang isu-isu nuklir dan non nuklir. Namun, ia menguraikan lima poin secara detail.
Negara P5+1 dan Iran dijadwalkan akan melakukan dua sesi pembicaraan. Namun, baru sesi tahap pertama yang telah dituntaskan. Rabu malam pertemuan berbagai pertemuan bilateral juga digelar.
Pemerintah Iran dan Barat puluhan tahun tidak saling memercayai satu sama lain. Hal inilah yang menjadi kendala bagi kedua pihak untuk saling sepakat.
Perwakilan P5+1 dipimpin oleh kepala kebijakan Uni Eropa, Catherine Ashton. Ia mengatakan tujuan dari perundingan ini adalah menekan pengayaan nuklir Iran dan memastikan pengayaan nuklirnya untuk tujuan damai. Bagi Iran yang menjadi prioritas dari perundingan ini adalah mencegah UE menjatuhkan sanksi baru bagi Iran.
Pemerintah Iran meningkatkan keamanan saat perundingan berlangsung. Ribuan polisi dan pasukan militer disiagakan membuat zona hijau atau zona yang dijaga ketat bagi para negosiator.
Para negosiator enam negara kekuatan dunia (P5+1), Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, China dan Jerman membutuhkan waktu lebih dari dua hari untuk menyelesaikan perundingan nuklir Iran.
Seperti diberitakan dalam BBc.co.uk, P5+1 berupaya membujuk Iran untuk meninjau kembali program pengayaan uranium di reaktor nuklirnya. Namun, Iran mengatakan pengayaan uranium merupakan hak Iran yang tidak dapat didiskusikan.
Negara Barat datang dengan membawa proposal baru, kombinasi proposal lama dan roposal baru. Mereka menawarkan isotop medis dan kerja sama nuklir yang aman. Sebagai gantinya, Iran harus menghentikan program pengayaan uraniumnya yang telah ditingkatkan menjadi 20 persen
Seperti diberitakan dalam IRNA, mengutip perkataan pemerintah Iran, penawaran itu sangat rumit. Sementara para mahasiswa Iran mengatakan tawaran yang diajukan kepada Iran sangat tidak adil.
Setelah menggelar perundingan, negosiator nuklir Iran, Saeed Jalili, mengatakan bahwa Iran mengajukan lima poin dalam proposal tentang isu-isu nuklir dan non nuklir. Namun, ia menguraikan lima poin secara detail.
Negara P5+1 dan Iran dijadwalkan akan melakukan dua sesi pembicaraan. Namun, baru sesi tahap pertama yang telah dituntaskan. Rabu malam pertemuan berbagai pertemuan bilateral juga digelar.
Pemerintah Iran dan Barat puluhan tahun tidak saling memercayai satu sama lain. Hal inilah yang menjadi kendala bagi kedua pihak untuk saling sepakat.
Perwakilan P5+1 dipimpin oleh kepala kebijakan Uni Eropa, Catherine Ashton. Ia mengatakan tujuan dari perundingan ini adalah menekan pengayaan nuklir Iran dan memastikan pengayaan nuklirnya untuk tujuan damai. Bagi Iran yang menjadi prioritas dari perundingan ini adalah mencegah UE menjatuhkan sanksi baru bagi Iran.
Pemerintah Iran meningkatkan keamanan saat perundingan berlangsung. Ribuan polisi dan pasukan militer disiagakan membuat zona hijau atau zona yang dijaga ketat bagi para negosiator.
()