Kemenlu himpun fakta kematian 3 TKI di Malaysia
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Indonesia terus melakukan penelusuran fakta penyebab kematian 3 TKI asal Nusa Tenggara Barat (NTB) di Malaysia. Menteri Luar Negeri Marty M. Natalegawa mengatakan, kementerian luar negeri bergerak untuk mengusut kematian TKI di Malaysia.
’’Mari kita himpun semuanya itu agar semuanya utuh dan lengkap,” ungkap Marty secara lugas seperti diberitakan dalam situs resmi Kemenlu, Selasa (24/4/2012)
Marty mengatakan, Kemenlu tidak akan bertindak gegabah. Menurutnya sudah menjadi ketetapan bahwa cara pandang, pendekatan, sikap dan cara Kemenlu bertindak didasarkan atas kepedulian dan keberpihakan kepada pihak keluarga. Saat ini, Kemenlu terus menghimpun fakta yang utuh.
Ditemui para wartawan di Gedung Pancasila, Marty juga mengajak semua pihak untuk mencari fakta secara komprehensif. ’’Pertama yang harus kita lakukan adalah mencari fakta yang utuh. Kemudian, mencari tahu fakta tentang kebenaran adanya indikasi pengambilan organ tubuh karena ditemukan bekas jahitan di tubuh ketiga korban.
Marty kemudian membacakan fakta yang ia dapat versi Kepolisian Diraja Malaysia. Kepolisian Diraja Malaysia pada 25 Maret 2012 menemukan tiga TKI yang berpakaian mencurigakan. Mereka masing memakai masker, penutup kepala, sarung tangan, dan membawa parang. Polisi Malaysia melakukan penembakan kepada ketiganya, karena ketiganya berusaha melakukan penyerangan.
Jasad ketiganya dipulangkan dari Malaysia ke Indonesia pada tanggal 5 April yang lalu. Setelah proses otopsi terhadap ketiga jenazah TKI dilakukan di Malaysia pada tanggal 26 dan 27 Maret 2012.’’Kita belum tahu, apakah otopsi yang menjadi penyebab luka bekas jahitan yang atau seandainya benar adanya indikasi yang dikhawatirkan tadi itu adanya pengambilan organ-organ tubuh.’’
Guna membuktikan kebenaran berita itu, pemerintah Indonesia memfasilitasi otopsi ulang jika itu memang itu yang menjadi pilihan pihak keluarga.
’’Kemenlu akan mencoba membantu dan memfasilitasi apa pun yang menjadi keinginan utama pihak keluarga korban. Masalah ini adalah masalah kita bersama, masalah pihak keluarga, masalah pemerintah Indonesia. Mari kita kelola dengan baik, himpun informasi dan mendengar konon dari rekan-rekan dari migrant care konon memiliki informasi-informasi yang bisa dibagikan kepada kita,” papar Marty
’’Mari kita himpun semuanya itu agar semuanya utuh dan lengkap,” ungkap Marty secara lugas seperti diberitakan dalam situs resmi Kemenlu, Selasa (24/4/2012)
Marty mengatakan, Kemenlu tidak akan bertindak gegabah. Menurutnya sudah menjadi ketetapan bahwa cara pandang, pendekatan, sikap dan cara Kemenlu bertindak didasarkan atas kepedulian dan keberpihakan kepada pihak keluarga. Saat ini, Kemenlu terus menghimpun fakta yang utuh.
Ditemui para wartawan di Gedung Pancasila, Marty juga mengajak semua pihak untuk mencari fakta secara komprehensif. ’’Pertama yang harus kita lakukan adalah mencari fakta yang utuh. Kemudian, mencari tahu fakta tentang kebenaran adanya indikasi pengambilan organ tubuh karena ditemukan bekas jahitan di tubuh ketiga korban.
Marty kemudian membacakan fakta yang ia dapat versi Kepolisian Diraja Malaysia. Kepolisian Diraja Malaysia pada 25 Maret 2012 menemukan tiga TKI yang berpakaian mencurigakan. Mereka masing memakai masker, penutup kepala, sarung tangan, dan membawa parang. Polisi Malaysia melakukan penembakan kepada ketiganya, karena ketiganya berusaha melakukan penyerangan.
Jasad ketiganya dipulangkan dari Malaysia ke Indonesia pada tanggal 5 April yang lalu. Setelah proses otopsi terhadap ketiga jenazah TKI dilakukan di Malaysia pada tanggal 26 dan 27 Maret 2012.’’Kita belum tahu, apakah otopsi yang menjadi penyebab luka bekas jahitan yang atau seandainya benar adanya indikasi yang dikhawatirkan tadi itu adanya pengambilan organ-organ tubuh.’’
Guna membuktikan kebenaran berita itu, pemerintah Indonesia memfasilitasi otopsi ulang jika itu memang itu yang menjadi pilihan pihak keluarga.
’’Kemenlu akan mencoba membantu dan memfasilitasi apa pun yang menjadi keinginan utama pihak keluarga korban. Masalah ini adalah masalah kita bersama, masalah pihak keluarga, masalah pemerintah Indonesia. Mari kita kelola dengan baik, himpun informasi dan mendengar konon dari rekan-rekan dari migrant care konon memiliki informasi-informasi yang bisa dibagikan kepada kita,” papar Marty
()