Korut langgar perjanjian, AS siapkan sanksi berat
A
A
A
Sindonews.com - Gagal meluncurkan satelit, Korea Utara (Korut) kesal. Secara sepihak, Korut memutuskan perjanjian dengan Amerika Serikat yang dibuat Februari lalu.
Seperti diberitakan dalam media resmi Pemerintah Korut, melalui menteri luar negeri, Korut menolak kecaman Dewan Keamanan PBB. Mereka juga menuduh Pemerintah AS sebagai pihak pertama yang melanggar janji yang dibuat pada Februari lalu.
"Kini kami bisa melakukan tindakan balasan. Saat ini kami telah bebas dan tidak terikat perjanjian dengan pihak mana pun," demikian pernyataan Menlu Korut seperti diberitakan dalam BBC.co.uk, Rabu (18/4/2012).
"AS adalah pihak yang harus bertanggung jawab atas segala konsekuansi ke depan. Perdamian sangat berharga, namun kehormatan bangsa ini jauh lebih mahal bagi Korut," tegas Menlu Korut.
Korut menilai AS telah gagal menghormati kesepakatan yang dibuat pada Februari lalu. Pasalnya, AS memutuskan untuk menghentikan bantuan pangan kepada Korut.
Sebagai bagian dari kesepakatan dengan AS, bulan lalu Korut mengundang Badan Nuklir PBB untuk melakukan peninjauan nuklir di Korut. Badan pengawas nuklir PBB mengatakan, saat ini tidak ada lagi kesempatan untuk mengunjungi Korut.
Menanggap pernyataan Korut, AS mengatakan pemutusan sepihak Korut berarti penetapan sanksi ulang sesuai resolusi DK PBB pada 2009. Sebelumnya, setelah peluncuran satelit pada Senin 16 April, DK PBB telah memerintahkan untuk mengeluarkan sanksi lebih berat.
Seperti diberitakan dalam media resmi Pemerintah Korut, melalui menteri luar negeri, Korut menolak kecaman Dewan Keamanan PBB. Mereka juga menuduh Pemerintah AS sebagai pihak pertama yang melanggar janji yang dibuat pada Februari lalu.
"Kini kami bisa melakukan tindakan balasan. Saat ini kami telah bebas dan tidak terikat perjanjian dengan pihak mana pun," demikian pernyataan Menlu Korut seperti diberitakan dalam BBC.co.uk, Rabu (18/4/2012).
"AS adalah pihak yang harus bertanggung jawab atas segala konsekuansi ke depan. Perdamian sangat berharga, namun kehormatan bangsa ini jauh lebih mahal bagi Korut," tegas Menlu Korut.
Korut menilai AS telah gagal menghormati kesepakatan yang dibuat pada Februari lalu. Pasalnya, AS memutuskan untuk menghentikan bantuan pangan kepada Korut.
Sebagai bagian dari kesepakatan dengan AS, bulan lalu Korut mengundang Badan Nuklir PBB untuk melakukan peninjauan nuklir di Korut. Badan pengawas nuklir PBB mengatakan, saat ini tidak ada lagi kesempatan untuk mengunjungi Korut.
Menanggap pernyataan Korut, AS mengatakan pemutusan sepihak Korut berarti penetapan sanksi ulang sesuai resolusi DK PBB pada 2009. Sebelumnya, setelah peluncuran satelit pada Senin 16 April, DK PBB telah memerintahkan untuk mengeluarkan sanksi lebih berat.
()