Bentrok di penjara Honduras, 13 napi tewas terbakar
A
A
A
Sindonews.com - Bentrok antar narapidana kembali terjadi di penjara Honduras di Tegucigalpala. Setidaknya 13 napi dilaporkan tewas akibat bentrokan tersebut. Salah seorang di antara korban tewas dalam keadaan terpenggal, sedangkan 12 orang lainnya mati terbakar dan sesak napas.
Sementara itu, laporan pemerintah lokal mengatakan bahwa jumlah tewas berjumlah 18 orang. Namun, kepala kepolisian Jose Ramirez mengatakan bahwa hanya ada 13 jasad yang telah dikirim ke rumah sakit.
Komisaris kepolisian wilayah utara San Pedro Sula, Yair Mesa mengatakan bahwa kebakaran terjadi pada hari Kamis. Sedangkan kerusuhan telah berhasil dikendalikan sore hari. "Bentrok antar napi telah berhasil dikendalikan, petugas kepolisian juga tidak perlu mengeluarkan tembakan," ungkap Mesa seperti diberitakan dalam The Bellingham Herald, Jumat, (30/3/2012).
Bentrok antara napi juga menyita perhatian Gereja San Pedro Sula. Uskup Romulo Emiliani saat tiba di luar penjara mengatakan bahwa kedatangannya ke penjara Honduras sebagai negosiator antara kedua belah kubu.
Emiliani mengatakan bahwa aksi bentrok itu terjadi karena jumlah napi melebihi kapasitas penjara. Akibatnya, banyak napi yang sering berselisih paham. "Semua orang yang berada di penjara telah saling kenal. Pihak berwenang tidak punya kepentingan untuk menyulut aksi bentrok di penjara. Para tahanan yang berada di dalam penjara adalah bom waktu yang siap meledak kapan pun, " ungkap Emiliani.
Sebelumnya, Jaksa Agung Honduras, Ethel Deras, mengatakan bahwa penjara Honduras adalah rumah bagi 2.200 napi pelaku aksi pembunuhan. Sementara itu, tempat tidur yang ada hanya 800 buah.
Aksi kerusuhan ini hanya berselang enam minggu setelah kebakaran besar yang menewaskan 361 napi pada 14 Februari lalu. Kebakaran besar di penjara itu kabarnya disulut oleh puntung rokok di atas sebuah kasur. Api yang membesar membakar beberapa sudut penjara.
Sementara itu, laporan pemerintah lokal mengatakan bahwa jumlah tewas berjumlah 18 orang. Namun, kepala kepolisian Jose Ramirez mengatakan bahwa hanya ada 13 jasad yang telah dikirim ke rumah sakit.
Komisaris kepolisian wilayah utara San Pedro Sula, Yair Mesa mengatakan bahwa kebakaran terjadi pada hari Kamis. Sedangkan kerusuhan telah berhasil dikendalikan sore hari. "Bentrok antar napi telah berhasil dikendalikan, petugas kepolisian juga tidak perlu mengeluarkan tembakan," ungkap Mesa seperti diberitakan dalam The Bellingham Herald, Jumat, (30/3/2012).
Bentrok antara napi juga menyita perhatian Gereja San Pedro Sula. Uskup Romulo Emiliani saat tiba di luar penjara mengatakan bahwa kedatangannya ke penjara Honduras sebagai negosiator antara kedua belah kubu.
Emiliani mengatakan bahwa aksi bentrok itu terjadi karena jumlah napi melebihi kapasitas penjara. Akibatnya, banyak napi yang sering berselisih paham. "Semua orang yang berada di penjara telah saling kenal. Pihak berwenang tidak punya kepentingan untuk menyulut aksi bentrok di penjara. Para tahanan yang berada di dalam penjara adalah bom waktu yang siap meledak kapan pun, " ungkap Emiliani.
Sebelumnya, Jaksa Agung Honduras, Ethel Deras, mengatakan bahwa penjara Honduras adalah rumah bagi 2.200 napi pelaku aksi pembunuhan. Sementara itu, tempat tidur yang ada hanya 800 buah.
Aksi kerusuhan ini hanya berselang enam minggu setelah kebakaran besar yang menewaskan 361 napi pada 14 Februari lalu. Kebakaran besar di penjara itu kabarnya disulut oleh puntung rokok di atas sebuah kasur. Api yang membesar membakar beberapa sudut penjara.
()