Mogok makan, tahanan perempuan Palestina sekarat
A
A
A
Sindonews.com - Sekelompok relawan medis mengabarkan, seorang wanita Palestina yang melakukan aksi mogok makan lebih dari sebulan terakhir, terancam mati di dalam penjara Israel.
Berdasarkan laporan yang diungkapkan oleh juru bicara kelompok Hak Asasi Manusia Israel, Physicians for Human Rights (PHR), Ran Cohen, tahanan perempuan bernama
Hana Shalabi itu harus segera dipindahkan ke rumah sakit. Jika tidak, Shalabi akan mati.
BBC.co.uk melaporkan, Rabu (21/2/2012), aksi mogok makan yang dilakukan oleh Shalabi merupakan tindakan protes terhadap Israel yang telah menahannya tanpa dakwaan. Namun, Israel menyebut penangkapan itu sebagai "penahanan administratif."
Pihak Israel mengatakan bahwa penangkaan adminstratif dilakukan untuk menjaga keamanan Isarel. Penahanan yang bersangkutan disebakan karena ia mengancam keamanan Israel.
Cohen menggambarkan, kondisi Shalabi sangat menyedihkan. Saat ini, ia telah kehilangan 14 kg berat badannya. Otot-otot yang menempel di tubuhnya telah menghilang. Ia benar-benar berada dalam kondisi kesakitan.
PHR Israel menyampaikan, pemberitaan ini karena khawatir terhadap kondisi Shalabi yang terus memburuk. Ia butuh perawatan medis segera. Saat ini, ia masih berada dalam tahanan.
Sementara itu, juru bicara kesehatan penjara Israel mengatakan bahwa Shalabi tengah berada dalam klinik rumah sakit tahanan.
Shalabi dikabarkan adalah seorang pendukung kelompok Islam militan Jihad, yang Israel telah ditetapkan sebagai organisasi teroris. Shalabi dan beberapa orang pernah ditahan pada Oktober atas penculikan tentara Israel, Gilad Shalit, pada Oktober lalu. Namun, ia kembali ditahan pada Februari. Sejak saat itu, ia melakukan aksi mogok makan.
Petugas sipir Israel mengatakan, sejak dua minggu terakhir ada 20 tahanan melakukan aksi mogok makan dalam rangka mendukung Shalabi.
Berdasarkan laporan yang diungkapkan oleh juru bicara kelompok Hak Asasi Manusia Israel, Physicians for Human Rights (PHR), Ran Cohen, tahanan perempuan bernama
Hana Shalabi itu harus segera dipindahkan ke rumah sakit. Jika tidak, Shalabi akan mati.
BBC.co.uk melaporkan, Rabu (21/2/2012), aksi mogok makan yang dilakukan oleh Shalabi merupakan tindakan protes terhadap Israel yang telah menahannya tanpa dakwaan. Namun, Israel menyebut penangkapan itu sebagai "penahanan administratif."
Pihak Israel mengatakan bahwa penangkaan adminstratif dilakukan untuk menjaga keamanan Isarel. Penahanan yang bersangkutan disebakan karena ia mengancam keamanan Israel.
Cohen menggambarkan, kondisi Shalabi sangat menyedihkan. Saat ini, ia telah kehilangan 14 kg berat badannya. Otot-otot yang menempel di tubuhnya telah menghilang. Ia benar-benar berada dalam kondisi kesakitan.
PHR Israel menyampaikan, pemberitaan ini karena khawatir terhadap kondisi Shalabi yang terus memburuk. Ia butuh perawatan medis segera. Saat ini, ia masih berada dalam tahanan.
Sementara itu, juru bicara kesehatan penjara Israel mengatakan bahwa Shalabi tengah berada dalam klinik rumah sakit tahanan.
Shalabi dikabarkan adalah seorang pendukung kelompok Islam militan Jihad, yang Israel telah ditetapkan sebagai organisasi teroris. Shalabi dan beberapa orang pernah ditahan pada Oktober atas penculikan tentara Israel, Gilad Shalit, pada Oktober lalu. Namun, ia kembali ditahan pada Februari. Sejak saat itu, ia melakukan aksi mogok makan.
Petugas sipir Israel mengatakan, sejak dua minggu terakhir ada 20 tahanan melakukan aksi mogok makan dalam rangka mendukung Shalabi.
()