Pembangkit listrik di Gaza berhenti beroperasi
A
A
A
Sindonews.com - Pembangkit listrik di Jalur Gaza berhenti beroperasi setelah kehabisan pasokan solar. Petugas pengadaan energi Gaza, Ahmad Abu al-Amrin telah menghubungi Mesir untuk menyelesaikan krisis energi ini.
Pembangkit listrik ini merupakan produsen listrik bagi sepertiga wilayah Gaza. Pembangkit listrik ini sering kali tidak beroperasi, dan menyebabkan ganguan pasokan listrik ke wilayah Hamas.
"Pembangkit listrik yang beroperasi di Jalur Gaza mati total, karena tidak ada pasokan bahan bakar," ungkap Ahmad Abu al-Amrin seperti dikutip dalam ABCnews, Rabu (15/2/2012).
Berdasarkan data yang diungkapkan oleh badan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam dua minggu terakhir jumlah bahan bakar di Mesir mengalami penurunan akibat polisi Mesir menurunkan jumlah pasokan bahan bakar ke Gaza.
Berdasarkan pemantauan wartawan AFP, penurunan jumlah pasokan ini disebabkan karena polisi Mesir melakukan pembatasan kuota akibat meningkatnya harga bahan bakar.
Perdana Menteri Hamas, Gaza Ismail Haniya mendesak Mesir untuk mengadakan bahan bakar. Dia mengatakan, wilayah ini menghadapi krisis kemanusian. Hal tersebut ditegaskan oleh Juru Bicara Menteri Kesehatan Palestina Ashraf al-Qader. Menurutnya, ketiadaan listrik sangat membahayakan nyawa pasien di rumah sakit.
"Banyak dari pasien yang dirawat di Gaza menghadapi ancaman nyata, khususnya mereka yang di diagnosa menderita sakit jantung dan membutuhkan perawatan intensif," tegasnya.
Seperti diketahui, Israel memblokade Jalur Gaza sejak 2006. Setahun kemudian, blokade di Jalur Gaza diperketat. Setahun kemudian, Hamas berhasil merebut dan menguasai Jalur Gaza dari tangan Israel. Hal itu membuat Israel membatasi jumlah pasokan bahan bakar yang akan memasuki wilayah tersebut.
Mengatasi kondisi ini, Pemerintah Palestina secara bertahap mengembangkan infrastuktur demi memudahkan pasokan minyak ke Jalur Gaza, demi mendapatkan jumlah pasokan bahan bakar yang lebih besar dan harga yang lebih murah. (san)
Pembangkit listrik ini merupakan produsen listrik bagi sepertiga wilayah Gaza. Pembangkit listrik ini sering kali tidak beroperasi, dan menyebabkan ganguan pasokan listrik ke wilayah Hamas.
"Pembangkit listrik yang beroperasi di Jalur Gaza mati total, karena tidak ada pasokan bahan bakar," ungkap Ahmad Abu al-Amrin seperti dikutip dalam ABCnews, Rabu (15/2/2012).
Berdasarkan data yang diungkapkan oleh badan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam dua minggu terakhir jumlah bahan bakar di Mesir mengalami penurunan akibat polisi Mesir menurunkan jumlah pasokan bahan bakar ke Gaza.
Berdasarkan pemantauan wartawan AFP, penurunan jumlah pasokan ini disebabkan karena polisi Mesir melakukan pembatasan kuota akibat meningkatnya harga bahan bakar.
Perdana Menteri Hamas, Gaza Ismail Haniya mendesak Mesir untuk mengadakan bahan bakar. Dia mengatakan, wilayah ini menghadapi krisis kemanusian. Hal tersebut ditegaskan oleh Juru Bicara Menteri Kesehatan Palestina Ashraf al-Qader. Menurutnya, ketiadaan listrik sangat membahayakan nyawa pasien di rumah sakit.
"Banyak dari pasien yang dirawat di Gaza menghadapi ancaman nyata, khususnya mereka yang di diagnosa menderita sakit jantung dan membutuhkan perawatan intensif," tegasnya.
Seperti diketahui, Israel memblokade Jalur Gaza sejak 2006. Setahun kemudian, blokade di Jalur Gaza diperketat. Setahun kemudian, Hamas berhasil merebut dan menguasai Jalur Gaza dari tangan Israel. Hal itu membuat Israel membatasi jumlah pasokan bahan bakar yang akan memasuki wilayah tersebut.
Mengatasi kondisi ini, Pemerintah Palestina secara bertahap mengembangkan infrastuktur demi memudahkan pasokan minyak ke Jalur Gaza, demi mendapatkan jumlah pasokan bahan bakar yang lebih besar dan harga yang lebih murah. (san)
()