AS harapkan Rusia menahan Assad

Selasa, 07 Februari 2012 - 16:28 WIB
AS harapkan Rusia menahan Assad
AS harapkan Rusia menahan Assad
A A A
Sindonews.com - Amerika Serikat (AS) menganjurkan kepada Rusia untuk mendesak Presiden Suriah Bashar Al-Assad mundur dari jabatannya.

Juru Bicara Departement of State, Victoria Nuland mengatakan, AS berharap Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan menganjurkan kepada Presiden Suriah Bashar Al-Assad untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Berdasarkan instruksi yang diberikan oleh Presiden Rusia Dimitry Medved. Lavrov dan kepala Intelijen Asing Rusia sedang melakukan kunjungan ke Suriah hari ini untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Assad.

"Kami mengharapkan agar Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov akan mengunakan kesempatan ini untuk untuk membuat rezim pemerintahan Assad dan rakyatnya lebih terisolasi. Sehingga, akan terdorong untuk menggunakan rencana Liga Arab dan bersedia melakukan transisi pemerintahan dan melangkah mundur," ungkap Nuland seprti diberitakan dalam Ria Novosti, Selasa (7/2/2012).

Sebelumnya, pada 4 Februari 2012 lalu, Rusia dan China melakukan veto draft resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Suriah. China dan Rusia mengatakan bahwa tindakan ini diambil untuk mencegah berulangnya skenario terhadap Libya. Draft Resolusi DK PBB yang disusun oleh Liga Arab dan pemerintah barat merupakan sebuah sekenario.

Aksi veto Rusia dan China menimbulkan kemarahan dari berbagai diplomat barat selama sepekan. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengecam aksi ini sebagai parodi. Sementara Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice mengatakan dia merasa 'jijik' dengan veto.

Pada hari senin kemarin, Lavrov mengatakan DK PBB bersikap terlalu tergesa-gesa saat acara mengelar pemungutan suara untuk menetapkan resolusi bagi Suriah.

Menurut PBB, setidaknya 5.400 orang tewas setelah 11 bulan aksi protes berdarah terhadap pemerintah Suriah. Sementara, pihak berwenang Suriah menuduh kelompok-kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Al-Qaeda yang seharusnya bertanggung jawab terhadap banyaknya jumlah korban yang berjatuhan. Pemerintah Suriah mengatakan bahwa lebih dari 2.000 tentara dan polisi tewas.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5822 seconds (0.1#10.140)