Rusia: Korut semakin stabil
A
A
A
Sindonews.com – Korea Utara (Korut) dinilai semakin stabil setelah ditinggal pemimpinnya Kim Jong Il. Rusia melihat tidak ketidakstabilan dalam pemerintahan Korut.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengungkapkan, Moskow tidak melihat tanda-tanda ketidakstabilan di Korut sebulan setelah kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong Il.
"Sejauh yang kita ketahui, situasi di Korut tetap tenang, dan kita tidak menunjukan perkembangan yang dapat menyebabkan ketidakstabilan di negara ini," kata Lavrov dalam sebuah wawancara dengan Kyodo News seperti dikutip dalam Ria Novosti Jumat (27/1/2012)
Wawancara ini berlangsung sehari menjelang kunjungannya ke Jepang mulai pada 28 Januari Januari. Dalam kesempatan itu Lavrov mengatakan nampaknya, pemimpin baru Korut mampu mengendalikan situasi internal.
Sejak merdeka negara komunis ini masih diliputi berbagai masalah internal seperti, kesulitan ekonomi dan kekurangan pangan yang berkepanjangan, persaingan terus-menerus dengan Korea Selatan.
Negara komunis ini pun tidak luput dari tekanan internasional kerena berambisinya untuk terus mengembangkan persenjataan nuklir.
Kim Jong Un merupakan putra ketiga Kim Jong Il. Sejak ayahnya wafat pada tanggal 17 Desember 2011, ia telah mendapat tiga julukan pemimpin tertinggi negara, partai dan militer.
Dalam wawancara tersebut Lavrov juga menegaskan bahwa Rusia, sebagai tetangga Korea Utara, tertarik untuk mengembangkan hubungan politik dan ekonomi dengan Pyongyang.(azh)
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengungkapkan, Moskow tidak melihat tanda-tanda ketidakstabilan di Korut sebulan setelah kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong Il.
"Sejauh yang kita ketahui, situasi di Korut tetap tenang, dan kita tidak menunjukan perkembangan yang dapat menyebabkan ketidakstabilan di negara ini," kata Lavrov dalam sebuah wawancara dengan Kyodo News seperti dikutip dalam Ria Novosti Jumat (27/1/2012)
Wawancara ini berlangsung sehari menjelang kunjungannya ke Jepang mulai pada 28 Januari Januari. Dalam kesempatan itu Lavrov mengatakan nampaknya, pemimpin baru Korut mampu mengendalikan situasi internal.
Sejak merdeka negara komunis ini masih diliputi berbagai masalah internal seperti, kesulitan ekonomi dan kekurangan pangan yang berkepanjangan, persaingan terus-menerus dengan Korea Selatan.
Negara komunis ini pun tidak luput dari tekanan internasional kerena berambisinya untuk terus mengembangkan persenjataan nuklir.
Kim Jong Un merupakan putra ketiga Kim Jong Il. Sejak ayahnya wafat pada tanggal 17 Desember 2011, ia telah mendapat tiga julukan pemimpin tertinggi negara, partai dan militer.
Dalam wawancara tersebut Lavrov juga menegaskan bahwa Rusia, sebagai tetangga Korea Utara, tertarik untuk mengembangkan hubungan politik dan ekonomi dengan Pyongyang.(azh)
()