Liga Arab turun tangan atasi perang saudara di Suriah

Selasa, 27 Desember 2011 - 19:39 WIB
Liga Arab turun tangan atasi perang saudara di Suriah
Liga Arab turun tangan atasi perang saudara di Suriah
A A A
Sindonews.com - Tim pengawas Liga Arab, hari ini meninjau pemukiman kaum oposisi di distrik Baba Amr, Suriah. Pemukiman itu diserang militer Suriah dengan menggunakan tank akhir pekan lalu. Sebanyak 31 orang dinyatakan tewas dalam serangan itu.

Seorang aktivis Sunni mengatakan, pemerintah Suriah menganggap pemukiman itu dihuni oleh teroris yang terorganisir dan dikendalikan dari luar negeri. Padahal, pemukiman itu hanya diisi oleh muslim Sunni yang menolak kediktatoran Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.

Kendati mendapat angin segar atas kunjungan Liga Arab, para aktivis muslim Sunni menilai, kunjungan itu bermuara politis untuk menutupi aksi kekerasan yang menimpa kubu oposisi. Seperti diketahui, negeri Arab tengah digoncang aksi demonstrasi sepanjang tahun 2011.

Sembilan bulan yang lalu, aksi demonstrasi besar-besaran menolak kepemimpinan Presiden Assad pecah di Suriah. Hal ini dipengaruhi aksi demonstrasi warga dan mahasiswa di negara Arab lainnya. Namun, aksi itu dianggap pemberontakan oleh Assad. Hal ini lah yang kemudian menimbulkan kemarahan para aktivis.

Peran Liga Arab dalam mengatasi perang saudara sebenarnya cukup penting. Mengingat masih kuatnya kepemimpinan Assad di Suriah. Salah seorang Jenderal Sudan mengatakan, tim pengawas akan menggunakan transportasi dari maupun tanpa pemerintah.

Tim juga meminta kepada Suriah agar menarik mundur pasukannya dari kota-kota, membebaskan para tahanan, dan melakukan dialog dengan kubu oposisi. Namun belum ada tanda-tanda dari pemerintahan Assad mendengarkan permintaan itu.

Sebelumnya, sebuah video amatir beredar mempertontonkan kekejaman tentara Suriah saat membunuh pihak oposisi. Dalam video itu terlihat, sebuah tank berada di jalan, di samping blok apartemen di distrik Baba Arm. Sebuah meriam utama mulai ditembakan, diikuti dengan tembakan mortir di sekelilingnya.

Sesosok jasad tergeletak di jalan kecil, dengan kondisi badan hancur dan di sekelilingnya darah mengenang. Tiang listrik dirubuhkan, mobil-mobil terbakar oleh hujan meriam oleh tank dan mortir di sekelilingnya.

"Sangat mengerikan, yang terjadi adalah pembantaian," terang Fadi, saksi mata seperti dikutip Reuters, Selasa (27/12/2011).

Ditambahkan, kondisi saat itu sangat mencekam. Penduduk dan pejuang pemberontakan terjebak dalam parit-parit di sekitar Baba Amr yang telah di gali oleh tentara. "Mereka mencoba memanfaatkan parit. Namun tidak ada seorang pun dari kelompok bersenjata maupun pembelot mampu melarikan diri," tambahnya. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5132 seconds (0.1#10.140)