Israel amankan perayaan Natal dari serangan militan

Minggu, 25 Desember 2011 - 08:05 WIB
Israel amankan perayaan Natal dari serangan militan
Israel amankan perayaan Natal dari serangan militan
A A A
Sindonews.com - Ribuan peziarah, turis asing dan penduduk lokal beragama Kristen berkumpul di Tepi Barat Palestina untuk merayakan natal, Sabtu (24/12/2011). Tempat itu dikenal sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus.

Para pengunjung terlihat berkumpul sejak matahari terbit. Beberapa diantaranya terlihat berfoto di kaki Pohon Natal di Manager Square atau pelataran palungan yang terletak di bagian Old City, Betlehem. Puncak acara Natal sendiri akan dilangsungkan tengah malam di Gereja Nafity. Gereja itu dibangun di atas lokasi yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus.

Juru Bicara Kementrian Wisata Israel Lydia Weitzman, memperkirakan, jumlah turis yang mengunjungi tanah suci pada libur Natal ini mencapai 90 ribu jiwa. Jumlah kunjungan itu sama dengan tahun sebelumnya. Padahal kondisi keamanan saat ini cukup rawan. "Ini cukup mengejutkan, dengan pertimbangan kekacauan yang terjadi di Arab, Ameria, apalagi terjadi krisis moneter di Eropa," katanya.

Sementara itu, Walikkota Betlehem, Victor Batarseh, berharap Natal tahun ini akan membawa warga Palestina lebih dekat dengan impian mereka menjadi sebuah Negara yang damai. Melalui musyawarah damai dengan Israel, warga Palestina tahun ini mengajukan penawaran pengakuan sepihak kepada PBB dan telah diakui oleh UNESCO badan kebudayaan PBB.

“Dalam perayaan natal kali ini kami berharap dalam waktu dekat kita akan mendapatkan hak untuk menentukan nasib sendiri untuk membangun demokrasi kami, Negara yang sekuler bagi warga Palestina sekuler, sehingga menjadikan perayaan Natal kali ini unik,” kata Bartaseh seperti dikutip The Assosiated Press.

Untuk menjaga ketenangan perayaan Natal, saat ini Kota Bethlehem dikeliling dengan tembok penghalang dari tiga sisi. Tujuannya, menghentikan serangan dari militan Palestina. Padahal, menurut warga Palestina tembok yang di bangun oleh Israel itu justru melumpuhkan perekonomian mereka.

Saat ini, jumlah penganut agama Kristen turun, disebabkan masalah ekonomi, diskriminasi dan banyak gangguan lainnya. Umat Kristen di Belehem bahkan kehilangan dukungan mayoritas, karena lebih dari dua pertiga dari 50000 warga Palestina sekarang adalah muslim. (lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6655 seconds (0.1#10.140)