Tokyo Catat Peningkatan Infeksi Virus Corona Harian Terbesar
Rabu, 08 April 2020 - 23:01 WIB
Tokyo Catat Peningkatan Infeksi Virus Corona Harian Terbesar
A
A
A
TOKYO - Tokyo mencatat 144 infeksi virus corona pada Rabu (8/4), peningkatan harian terbesar sejak awal pandemi.
Gubernur Tokyo Yuriko Koike menjelaskan itu pada hari pertama status darurat untuk mengatasi wabah virus corona. “Total infeksi di Tokyo mencapai 1.339,” ungkap Koike.
Badan penyiaran NHK melaporkan total kasus nasional menjadi 4.768. “Korban meninggal di Jepang pada Rabu (8/4) pagi sebanyak 98,” papar laporan NHK.
Jumlah infeksi di Jepang masih jauh lebih kecil dibandingkan di sebagian besar negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Namun peningkatan kasus yang terus terjadi di beberapa wilayah membuat Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mendeklarasikan status darurat di Tokyo, Osaka dan lima wilayah lain yang terkena dampak terparah corona.
Sehari setelah pengumumkan kebijakan itu, para komuter yang berangkat kerja memenuhi kereta di Tokyo. Beberapa orang mengungkapkan kebingungan tentang bagaimana cara terbaik membatasi pergerakan para komuter.
“Tak dapat dihindari orang keluar untuk bekerja,” ujar Risa Tanaka, pekerja kantor yang memakai masker dekat stasiun Shinjuku.
Dia mengaku berupaya bekerja di rumah tapi harus keluar untuk mengirim beberapa dokumen. “Saya tidak tahu jika deklarasi darurat itu cukup,” kata Risa.
Di Jepang, para gubernur memiliki wewenang untuk menekan bisnis agar tutup tapi kebijakan itu dapat berdampak pada perekonomian karena gangguan jaringan pasokan dan larangan perjalanan.
“Kami telah mengurangi jumlah pekerja di kantor hingga setengah, tapi kami masih menggilir mereka untuk pergi kerja,” papar komuter Chihiro Kakegawa, pegawai di lembaga keuangan dekat stasiun Tokyo. Perusahaan membebaskan dia untuk pergi kerja setiap hari.
Gubernur Tokyo Yuriko Koike menjelaskan itu pada hari pertama status darurat untuk mengatasi wabah virus corona. “Total infeksi di Tokyo mencapai 1.339,” ungkap Koike.
Badan penyiaran NHK melaporkan total kasus nasional menjadi 4.768. “Korban meninggal di Jepang pada Rabu (8/4) pagi sebanyak 98,” papar laporan NHK.
Jumlah infeksi di Jepang masih jauh lebih kecil dibandingkan di sebagian besar negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Namun peningkatan kasus yang terus terjadi di beberapa wilayah membuat Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mendeklarasikan status darurat di Tokyo, Osaka dan lima wilayah lain yang terkena dampak terparah corona.
Sehari setelah pengumumkan kebijakan itu, para komuter yang berangkat kerja memenuhi kereta di Tokyo. Beberapa orang mengungkapkan kebingungan tentang bagaimana cara terbaik membatasi pergerakan para komuter.
“Tak dapat dihindari orang keluar untuk bekerja,” ujar Risa Tanaka, pekerja kantor yang memakai masker dekat stasiun Shinjuku.
Dia mengaku berupaya bekerja di rumah tapi harus keluar untuk mengirim beberapa dokumen. “Saya tidak tahu jika deklarasi darurat itu cukup,” kata Risa.
Di Jepang, para gubernur memiliki wewenang untuk menekan bisnis agar tutup tapi kebijakan itu dapat berdampak pada perekonomian karena gangguan jaringan pasokan dan larangan perjalanan.
“Kami telah mengurangi jumlah pekerja di kantor hingga setengah, tapi kami masih menggilir mereka untuk pergi kerja,” papar komuter Chihiro Kakegawa, pegawai di lembaga keuangan dekat stasiun Tokyo. Perusahaan membebaskan dia untuk pergi kerja setiap hari.
(sfn)
