Pandemi Corona Bikin Ribuan Pelacur di Jerman Jadi Tunawisma
A
A
A
BERLIN - Prostitusi dianggap sebagai kegiatan hukum di Jerman, dengan banyak pekerja seks diklasifikasikan sebagai wiraswasta. Namun, ketika pandemi virus Corona telah menutup banyak bisnis yang tidak penting di negara ini, termasuk usaha hiburan untuk orang dewasa, beberapa pelacur asing mendapati diri mereka dalam situasi yang sulit.
Ribuan pekerja seks asing kini hidup di jalan-jalan di Jerman setelah pandemi virus Corona mendorong pihak berwenang untuk menutup rumah bordil dan bisni tidak penting lainnya di seluruh negeri. Ini dilakukan untuk menahan penyebaran virus mematikan tersebut, seperti dilaporkan Reuters mengutip data dari Association for Erotic dan Penyedia Layanan Seksual.
Perwakilan dari asosiasi tersebut, Susanne Bleier Wilp mengatakan, sekitar 80% dari 100.000 hingga 200.000 pelacur di Jerman adalah warga asing dari Bulgaria, Polandia, Rumania atau Ukraina. Banyak dari pekerja ini tidak berhasil pulang tepat waktu sebelum perbatasan ditutup dan kehilangan tempat tinggal, tanpa pendapatan atau tempat tinggal.
"Kita berbicara tentang 3-4% kelompok yang paling rentan dalam industri ini. Mereka datang ke sini tanpa berharap mendapat uang. Sekarang mereka tinggal bersama teman-teman atau tinggal di jalanan. Beberapa yang beruntung tinggal di rumah bordil," jelas Wilp seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (4/4/2020).
Pekerja seks diklasifikasikan sebagai wiraswasta di Jerman, di mana pelacuran telah resmi selama lebih dari satu dekade, tetapi hanya sedikit yang menyadari hak-hak mereka. Sekalipun mereka membayar pajak dan secara teoritis berhak atas tunjangan pengangguran dari dana pemerintah yang dibentuk untuk membantu pekerja lepas selama krisis kesehatan, mereka masih menemukan situasi saat ini sebagai bencana besar.
"Virus Corona telah menjadi bencana bagi saya," ujar seorang pelacur dari Polandia yang dikenal kliennya sebagai Nicole kepada Reuters.
“Saya tidak memiliki penghasilan sejak pertengahan Maret dan tidak ada tempat untuk tidur,” imbuhnya.
Nicole berharap mendapatkan tunjangan pengangguran dari pemerintah Jerman, jika Job Center menerima pengembalian pajaknya.
Sejauh ini, ia kehilangan tempat tinggal setelah rumah bordil tempatnya menyewa sebuah kamar dan menerima klien telah ditutup.
Bulan lalu, pemerintah Jerman menutup semua bisnis yang tidak penting seperti kafe, restoran, klub dan rumah bordil untuk menahan penyebaran virus Corona. Menurut data yang diberikan oleh Universitas Johns Hopkins lebih dari 84.000 orang telah terinfeksi virus COVID-19 di Jerman sejauh ini dan hampir 22.500 orang telah sembuh dari penyakit tersebut.
Ribuan pekerja seks asing kini hidup di jalan-jalan di Jerman setelah pandemi virus Corona mendorong pihak berwenang untuk menutup rumah bordil dan bisni tidak penting lainnya di seluruh negeri. Ini dilakukan untuk menahan penyebaran virus mematikan tersebut, seperti dilaporkan Reuters mengutip data dari Association for Erotic dan Penyedia Layanan Seksual.
Perwakilan dari asosiasi tersebut, Susanne Bleier Wilp mengatakan, sekitar 80% dari 100.000 hingga 200.000 pelacur di Jerman adalah warga asing dari Bulgaria, Polandia, Rumania atau Ukraina. Banyak dari pekerja ini tidak berhasil pulang tepat waktu sebelum perbatasan ditutup dan kehilangan tempat tinggal, tanpa pendapatan atau tempat tinggal.
"Kita berbicara tentang 3-4% kelompok yang paling rentan dalam industri ini. Mereka datang ke sini tanpa berharap mendapat uang. Sekarang mereka tinggal bersama teman-teman atau tinggal di jalanan. Beberapa yang beruntung tinggal di rumah bordil," jelas Wilp seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (4/4/2020).
Pekerja seks diklasifikasikan sebagai wiraswasta di Jerman, di mana pelacuran telah resmi selama lebih dari satu dekade, tetapi hanya sedikit yang menyadari hak-hak mereka. Sekalipun mereka membayar pajak dan secara teoritis berhak atas tunjangan pengangguran dari dana pemerintah yang dibentuk untuk membantu pekerja lepas selama krisis kesehatan, mereka masih menemukan situasi saat ini sebagai bencana besar.
"Virus Corona telah menjadi bencana bagi saya," ujar seorang pelacur dari Polandia yang dikenal kliennya sebagai Nicole kepada Reuters.
“Saya tidak memiliki penghasilan sejak pertengahan Maret dan tidak ada tempat untuk tidur,” imbuhnya.
Nicole berharap mendapatkan tunjangan pengangguran dari pemerintah Jerman, jika Job Center menerima pengembalian pajaknya.
Sejauh ini, ia kehilangan tempat tinggal setelah rumah bordil tempatnya menyewa sebuah kamar dan menerima klien telah ditutup.
Bulan lalu, pemerintah Jerman menutup semua bisnis yang tidak penting seperti kafe, restoran, klub dan rumah bordil untuk menahan penyebaran virus Corona. Menurut data yang diberikan oleh Universitas Johns Hopkins lebih dari 84.000 orang telah terinfeksi virus COVID-19 di Jerman sejauh ini dan hampir 22.500 orang telah sembuh dari penyakit tersebut.
(ian)