Dikejar Waktu, Ilmuwan Australia Uji Praklinis Vaksin Virus Corona

Jum'at, 03 April 2020 - 09:05 WIB
Dikejar Waktu, Ilmuwan...
Dikejar Waktu, Ilmuwan Australia Uji Praklinis Vaksin Virus Corona
A A A
SYDNEY - Badan Sains Nasional Australia mengumumkan proses tahap pertama uji vaksin Covid-19. Langkah itu di tengah perlombaan banyak negara, institusi kesehatan, dan perusahaan farmasi, menciptakan vaksin dan obat untuk menangkal pandemi corona.

Uji praklinis itu dilaksanakan Organisasi Penelitian Industri dan Sains Persemakmuran (CSIRO) terhadap musang yang disuntik dua vaksin. Itu dilakukan di fasilitas keamanan biologi di dekat Melbourne. “Fase pengujian pertama dilaksanakan selama tiga bulan,” kata Direktur Kesehatan CSIRO Rob Grenfell kepada Reuters. Dia mengungkapkan, hasil uji vaksin tersebut tidak bisa diketahui publik hingga akhir tahun depan.

Grenfell mengungkapkan, pihaknya optimistis bisa mewujudkan vaksin virus corona kepada konsumen dalam waktu 18 bulan. “Dari sekarang tentunya, mungkin berubah. Banyak tantangan teknis yang kita harus lalui,” paparnya dalam wawancara melalui Skype.

Grenfell mengungkapkan, para ilmuwan kini bekerja dalam fase “paling penting” untuk menggapai tahapan uji praklinis selama delapan pekan. Proses itu biasanya dilaksanakan selama dua tahun. “Ini dipercepat karena berlomba dengan waktu,” tuturnya.

Ratusan ribu orang di dunia terinfeksi virus corona dan 207 negara dan kawasan telah terkena dampaknya. Kapan akan diuji kepada manusia? “Pengujian kepada manusia akan dilaksanakan pada akhir bulan ini atau awal bulan depan,” kata Grenfell.

CSIRO menyatakan, pujian tersebut juga mengevaluasi perlindungan terbaik dengan vaksin, baik dengan injeksi maupun semprotan hidung. Mereka merupakan organisasi penelitian pertama di luar China yang sukses mengembangkan kajian praklinis Covid-19. Pada Februari lalu, mereka mengonfirmasi musang bereaksi terhadap virus korona, sama seperti manusia dengan menyerang sel pernapasan.

“Jika kita mampu mematikan virus korona pada musang, maka itu akan menjadi kesempatan baik jika vaksin itu bisa bekerja dengan baik di tubuh manusia,” papar Grenfell.

Selain itu, CSIRO juga memiliki opsi lain dari konsorsium global Coalition for Epidemic Preparedness Innovations. Salah satu opsinya adalah vaksin vektor yang dikembangkan Universitas Oxford.

Vaksin itu menggunakan virus “defektif” untuk mengenalkan protein virus corona terhadap sistem kekebalan dan memicu respons. “Namun, protein itu tidak bisa bereplikasi,” kata Profesor Trevor Drew, Direktur Laboratorium Kesehatan Binatang Australia di Victoria. Uji coba tersebut telah dilaksanakan.

Drew juga mengungkapkan, vaksin lain bernama inovio yang berbeda, tetapi tidak ada hal yang mengejutkan. Vaksin inovio mampu mengirim pesan ke virus corona terhadap sistem kekebalan tubuh. “Sangat penting untuk mengambil banyak langkah untuk mendapatkan kesempatan terbaik,” katanya.

Sebelumnya, Moderna Inc dan Johnson & Johnson juga mengungkapkan menguji vaksin untuk virus korona pada manusia. Uji klinis itu dilaksanakan di Seattle pada bulan lalu. Namun, Pemerintah AS telah memutus kesepakatan dengan Moderna dan Johnson & Johnson. Washington kini sedang berunding dengan dua perusahaan lain untuk memproduksi vaksin virus korona dalam jumlah besar. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6509 seconds (0.1#10.140)