Korut Klaim Nol Kasus Corona, Jenderal Top AS Bilang Mustahil
A
A
A
SEOUL - Jenderal tertinggi Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan, Robert Abrams, tidak percaya dengan klaim Korea Utara (Korut) bahwa negara itu tidak memiliki kasus virus corona COVID-19.
"Itu adalah klaim yang mustahil berdasarkan semua intelijen yang telah kita lihat," kata Jenderal Robert Abrams, Komandan Pasukan AS-Korea (USFK), dalam wawancaranya dengan CNN dan Voice of America.
"Berapa banyak? Saya tidak bisa memberi tahu Anda, tetapi saya tahu dengan tindakan mereka bahwa selama sekitar 30 hari di bulan Februari, awal Maret, bahwa militer mereka di-lockdown dan mereka mengambil metode kejam pada penyeberangan perbatasan mereka dan dalam formasi mereka," ujar Abrams, yang dikutip dari CNN, Jumat (3/4/2020).
Korea Utara yang dipimpin Kim Jong-un belum melaporkan adanya kasus infeksi COVID-19 di negara itu. Namun, negara tersebut berbatasan dengan dua negara yang parah terkena dampak wabah virus corona, yakni China dan Korea Selatan. (Baca: Korut Klaim Nol Kasus COVID-19, Kim Jong-un Dianggap Bohong )
Virus ini juga menyerang kru USFK ke-16. Abrams mengakuinya dan memastikan pasukan militernya berhasil menjaga angka kasus tetap rendah.
“Kami telah melihat yang terburuk tetapi sekarang bukan saatnya untuk berpuas diri. Yang terburuk (dari) kami sejujurnya tidak seburuk itu," ujar Abrams.
Dia menambahkan bahwa ada 16 kasus COVID-19 yang berhubungan dengan USFK dikonfirmasi. USFK memiliki total 58.000 personel, termasuk 28.500 personel militer aktif, cadangan dan staf pendukung untuk pangkalan di seluruh negeri Korea Selatan.
"Itu adalah klaim yang mustahil berdasarkan semua intelijen yang telah kita lihat," kata Jenderal Robert Abrams, Komandan Pasukan AS-Korea (USFK), dalam wawancaranya dengan CNN dan Voice of America.
"Berapa banyak? Saya tidak bisa memberi tahu Anda, tetapi saya tahu dengan tindakan mereka bahwa selama sekitar 30 hari di bulan Februari, awal Maret, bahwa militer mereka di-lockdown dan mereka mengambil metode kejam pada penyeberangan perbatasan mereka dan dalam formasi mereka," ujar Abrams, yang dikutip dari CNN, Jumat (3/4/2020).
Korea Utara yang dipimpin Kim Jong-un belum melaporkan adanya kasus infeksi COVID-19 di negara itu. Namun, negara tersebut berbatasan dengan dua negara yang parah terkena dampak wabah virus corona, yakni China dan Korea Selatan. (Baca: Korut Klaim Nol Kasus COVID-19, Kim Jong-un Dianggap Bohong )
Virus ini juga menyerang kru USFK ke-16. Abrams mengakuinya dan memastikan pasukan militernya berhasil menjaga angka kasus tetap rendah.
“Kami telah melihat yang terburuk tetapi sekarang bukan saatnya untuk berpuas diri. Yang terburuk (dari) kami sejujurnya tidak seburuk itu," ujar Abrams.
Dia menambahkan bahwa ada 16 kasus COVID-19 yang berhubungan dengan USFK dikonfirmasi. USFK memiliki total 58.000 personel, termasuk 28.500 personel militer aktif, cadangan dan staf pendukung untuk pangkalan di seluruh negeri Korea Selatan.
(mas)