Arab Saudi Sita Lima Juta Masker, 10 Orang Tewas Akibat Covid-19
A
A
A
RIYADH - Krisis virus corona (Covid-19) di Arab Saudi semakin memburuk. Terjadi kekurangan persediaan masker akibat warga panik memborong masker dan kebutuhan pokok lainnya.
Otoritas Saudi pun melakukan penyitaan lima juga masker yang ditimbun oleh pihak-pihak yang memanfaatkan krisis itu untuk meraup untung.
“Kementerian Perdagangan menyita 1,17 juta masker dari toko swasta di Hail, barat laut Riyadh,” ungkap laporan kantor berita SPA.
Otoritas juga menyita lebih dari empat juta masker yang disimpan di gudang di kota Jeddah. Penimbunan itu melanggar regulasi perdagangan di Saudi.
“Orang yang bertanggung jawab atas aktivitas itu akan diadili dan masker sitaan akan didistribusikan lagi ke pasar terbuka,” papar pernyataan Kementerian Perdagangan.
Apotek-apotek di Saudi melaporkan kekurangan masker akibat panic buying. Otoritas juga terus memperingatkan agar tak ada penimbunan dan kenaikan harga.
Hingga saat ini korban tewas akibat virus corona di Saudi telah mencapai 10 orang. Adapun kasus yang dikonfirmasi mencapai 1.500.
Secara global, lebih dari 825.000 orang telah terinfeksi corona dan lebih dari 40.000 orang tewas.
Situasi itu membuat Saudi meminta umat Muslim di dunia menunggu hingga ada informasi lebih jelas tentang wabah itu sebelum merencanakan perjalanan haji.
Penghentian haji tahun ini dapat mempengaruhi umat Islam di penjuru dunia yang biasanya telah sejak lama menyiapkan diri mengikuti haji.
Sekitar 2,5 juta jamaah haji dari penjuru dunia biasanya datang ke Mekah dan Madinah untuk ritual ibadah yang dimulai akhir Juli mendatang.
Kedatangan jamaah haji juga menjadi sumber pendapatan yang besar bagi Saudi. Namun wabah corona saat ini membuat Saudi mempertimbangkan ulang penyelenggaraan haji tahun ini.
“Arab Saudi sepenuhnya siap melayani jamaah haji dan Umrah. Namun dengan kondisi sekarang, kita bicara tentang pandemi global, kerajaan ingin melindungi kesehatan umat Muslim dan warganya, dan kami minta saudara Muslim kami di semua negara menunggu sebelum melakukan kontrak Haji hingga situasinya jelas,” papar Menteri Haji dan Umrah Saudi Mohammed Saleh Benten.
Awal bulan ini Saudi telah menghentikan umrah karena khawatir wabah corona menyebar ke kota-kota suci di negara itu.
Saudi juga telah menghentikan semua penerbangan penumpang internasional tanpa batas waktu yang jelas.
Pekan lalu, Saudi menghalangi perjalanan masuk dan keluar ke beberapa kota, termasuk Mekah dan Madinah.
Otoritas Saudi pun melakukan penyitaan lima juga masker yang ditimbun oleh pihak-pihak yang memanfaatkan krisis itu untuk meraup untung.
“Kementerian Perdagangan menyita 1,17 juta masker dari toko swasta di Hail, barat laut Riyadh,” ungkap laporan kantor berita SPA.
Otoritas juga menyita lebih dari empat juta masker yang disimpan di gudang di kota Jeddah. Penimbunan itu melanggar regulasi perdagangan di Saudi.
“Orang yang bertanggung jawab atas aktivitas itu akan diadili dan masker sitaan akan didistribusikan lagi ke pasar terbuka,” papar pernyataan Kementerian Perdagangan.
Apotek-apotek di Saudi melaporkan kekurangan masker akibat panic buying. Otoritas juga terus memperingatkan agar tak ada penimbunan dan kenaikan harga.
Hingga saat ini korban tewas akibat virus corona di Saudi telah mencapai 10 orang. Adapun kasus yang dikonfirmasi mencapai 1.500.
Secara global, lebih dari 825.000 orang telah terinfeksi corona dan lebih dari 40.000 orang tewas.
Situasi itu membuat Saudi meminta umat Muslim di dunia menunggu hingga ada informasi lebih jelas tentang wabah itu sebelum merencanakan perjalanan haji.
Penghentian haji tahun ini dapat mempengaruhi umat Islam di penjuru dunia yang biasanya telah sejak lama menyiapkan diri mengikuti haji.
Sekitar 2,5 juta jamaah haji dari penjuru dunia biasanya datang ke Mekah dan Madinah untuk ritual ibadah yang dimulai akhir Juli mendatang.
Kedatangan jamaah haji juga menjadi sumber pendapatan yang besar bagi Saudi. Namun wabah corona saat ini membuat Saudi mempertimbangkan ulang penyelenggaraan haji tahun ini.
“Arab Saudi sepenuhnya siap melayani jamaah haji dan Umrah. Namun dengan kondisi sekarang, kita bicara tentang pandemi global, kerajaan ingin melindungi kesehatan umat Muslim dan warganya, dan kami minta saudara Muslim kami di semua negara menunggu sebelum melakukan kontrak Haji hingga situasinya jelas,” papar Menteri Haji dan Umrah Saudi Mohammed Saleh Benten.
Awal bulan ini Saudi telah menghentikan umrah karena khawatir wabah corona menyebar ke kota-kota suci di negara itu.
Saudi juga telah menghentikan semua penerbangan penumpang internasional tanpa batas waktu yang jelas.
Pekan lalu, Saudi menghalangi perjalanan masuk dan keluar ke beberapa kota, termasuk Mekah dan Madinah.
(sfn)