Mantan Presiden Kongo Meninggal Akibat Virus Corona
A
A
A
KINSHASA - Mantan Presiden Kongo Jacques Joaquim Yhombi-Opango meninggal setelah tertular virus Corona. Yhombi-Opango meninggal di rumah sakit Paris pada hari Senin dalam usia 81 tahun.
"Yhombi-Opango sakit sebelum ia tertular virus itu," kata putranya kepada kantor berita AFP yang dinukil Al Jazeera, Selasa (31/3/2020).
Dia memimpin Kongo-Brazzaville dari tahun 1977 hingga dia ditumbangkan pada tahun 1979. Ia digulingkan oleh pemimpin negara saat ini, Denis Sassou Nguesso.
Lahir pada tahun 1939 di wilayah utara Cuvette di negara itu, Yhombi-Opango adalah seorang perwira militer yang naik ke tampuk kekuasaan setelah pembunuhan presiden Marien Ngouabi.
Mantan negara koloni yang kaya minyak namun bermasalah itu bersekutu dengan Uni Soviet selama pemerintahan Ngouabi pada 1968-1977.
Dituduh mengambil bagian dalam plot kudeta terhadap Sassou Nguesso, Yhombi-Opango dipenjara dari tahun 1987 hingga 1990. Dia kemudian dibebaskan beberapa bulan sebelum konferensi nasional 1991 yang memperkenalkan politik multi partai di negara Afrika tengah itu.
Ia kemudian mendirikan partai Rally for Democracy and Development tetapi kalah dalam pemilihan presiden pada 1992.
Yhombi-Opango kemudian bersekutu dengan presiden terpilih Pascal Lissouba, dan terpilih menjadi perdana menteri antara tahun 1994 dan 1996.
Ketika perang saudara pecah di Kongo pada tahun 1997, Yhombi-Opango melarikan diri ke pengasingan di Prancis.
Dia akhirnya bisa pulang pada 2007, tetapi kemudian membagi waktunya antara Prancis dan Kongo karena masalah kesehatannya.
"Yhombi-Opango sakit sebelum ia tertular virus itu," kata putranya kepada kantor berita AFP yang dinukil Al Jazeera, Selasa (31/3/2020).
Dia memimpin Kongo-Brazzaville dari tahun 1977 hingga dia ditumbangkan pada tahun 1979. Ia digulingkan oleh pemimpin negara saat ini, Denis Sassou Nguesso.
Lahir pada tahun 1939 di wilayah utara Cuvette di negara itu, Yhombi-Opango adalah seorang perwira militer yang naik ke tampuk kekuasaan setelah pembunuhan presiden Marien Ngouabi.
Mantan negara koloni yang kaya minyak namun bermasalah itu bersekutu dengan Uni Soviet selama pemerintahan Ngouabi pada 1968-1977.
Dituduh mengambil bagian dalam plot kudeta terhadap Sassou Nguesso, Yhombi-Opango dipenjara dari tahun 1987 hingga 1990. Dia kemudian dibebaskan beberapa bulan sebelum konferensi nasional 1991 yang memperkenalkan politik multi partai di negara Afrika tengah itu.
Ia kemudian mendirikan partai Rally for Democracy and Development tetapi kalah dalam pemilihan presiden pada 1992.
Yhombi-Opango kemudian bersekutu dengan presiden terpilih Pascal Lissouba, dan terpilih menjadi perdana menteri antara tahun 1994 dan 1996.
Ketika perang saudara pecah di Kongo pada tahun 1997, Yhombi-Opango melarikan diri ke pengasingan di Prancis.
Dia akhirnya bisa pulang pada 2007, tetapi kemudian membagi waktunya antara Prancis dan Kongo karena masalah kesehatannya.
(ian)