Perawat di Kenya Tolak Pasien Virus Corona

Jum'at, 27 Maret 2020 - 22:13 WIB
Perawat di Kenya Tolak...
Perawat di Kenya Tolak Pasien Virus Corona
A A A
NAIROBI - Perawat di Ibu Kota Kenya, Nairobi, dan setidaknya dua kota menolak untuk merawat pasien yang diduga menderita infeksi virus Corona. Hal itu dilakukan sebagai bentuk aksi protes karena pemerintah tidak memberi mereka cukup alat perlindungan diri atau pelatihan.

"Hanya sebagian kecil dari perkiraan 100.000 petugas kesehatan Kenya telah menerima instruksi tentang cara melindungi diri mereka sendiri," ujar Sekretaris jenderal Persatuan Perawat Nasional Kenya, Seth Panyako seperti dilansir dari Reuters, Jumat (27/3/2020).

Panyako, yang persatuannya mewakili 30.000 pekerja kesehatan, mengatakan dia hanya mendengar 1.200 staf mendapatkan pelatihan tentang cara melindungi diri mereka sendiri.

Ia juga mengungkapkan bahwas perawat di kota Kakamega, Kenya barat dan kota pesisir Kilifi melarikan diri ketika pasien dengan gejala virus Corona datang ke rumah sakit mereka selama dua minggu terakhir.

Sementara perawat di Rumah Sakit Mbagathi di Nairobi melakukan protes minggu lalu terhadap kurangnya alat pelindung diri dan pelatihan. Mereka takut tertular penyakit dan menginfeksi keluarga mereka.

"Pemerintah tidak menganggapnya serius ketika petugas kesehatan melarikan diri," ujarnya.

"Pesan saya yang jelas kepada pemerintah...berikan mereka alat pelindung yang mereka butuhkan," imbaunya.

Terkait hal tersebut juru bicara pemerintah Kenya, Cyrus Oguna mengatakan, dirinya akan memeriksa laporan pelatihan dan kekurangan alat pelindung diri.

Kondisi membuat sejumlah inisiatif memberikan pelatihan dan alat pelindung diri bermunculan.

Perusahaan start-up Kenya, Rescue.co, yang aplikasi Flare-nya berfungsi sebagai layanan Uber ambulan pribadi di Kenya, pekan lalu mulai menawarkan pelatihan dan peralatan pelindung untuk 600 perawat dan paramedis yang menggunakan jaringannya.

Caitlin Dolkart, yang ikut mendirikan rescue.co, mengatakan perusahaannya telah meminta izin pemerintah untuk melatih paramedis guna melakukan tes virus Corona di rumah pasien.

"Mereka berada di garis depan dalam menanggapi pasien," katanya. "Mereka harus dilindungi," imbuhnya.

Salah satu paramedis yang mengikuti kursus tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa dia sebelumnya menolak untuk menangani pasien yang diduga menderita virus Corona karena tidak mendapatkan pelatihan sebelumnya.

"Tim ketakutan sehingga kami tidak pergi," katanya, menolak menyebutkan namanya.

Kenya telah melaporkan 28 kasus virus Corona dan satu kematian pada hari Jumat. Sejauh ini virus ini berkembang biak di Afrika lebih lambat daripada di Asia atau Eropa. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan jendela benua itu untuk menghambat infeksi semakin menyempit setiap hari.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1462 seconds (0.1#10.140)