Kasus Corona Bertambah, Sistem Kesehatan Australia Dapat Terancam

Rabu, 25 Maret 2020 - 09:01 WIB
Kasus Corona Bertambah,...
Kasus Corona Bertambah, Sistem Kesehatan Australia Dapat Terancam
A A A
SYDNEY - Para pemimpin politik Australia memperingatkan peningkatan kasus virus corona yang terus terjadi dapat membuat unit perawatan intensif (ICU) kewalahan.

Saat ini jumlah kasus corona di Australia telah melebihi 2.250. Kepala Negara Bagian Victoria Daniel Andrews menyatakan jika antrean panjang mulai terjadi di berbagai rumah sakit maka akan memiliki konsekuensi fatal. Antrean panjang sudah terlihat di luar kantor badan kesejahteraan Centrelink.

“Jika ini terjadi, sistem kesehatan kita akan kewalahan dan orang tidak hanya antre untuk pembayaran Centrelink, mereka akan antre untuk mesin jantung, paru-paru dan ventilator serta tempat tidur ICU dan kita tahu apa artinya itu, Anda tidak bisa antre untuk ICU,” papar Andrews di Melbourne.

Para pemimpin Australia semakin frustrasi dengan pelanggaran kebijakan jarak sosial saat ribuan orang datang ke pantai dan pub dalam beberapa hari terakhir sebelum pembatasan baru diterapkan.

Andrews menyatakan kepolisian Victoria sedang memeriksa ribuan orang yang kembali dari luar negeri untuk memastikan mereka mematuhi perintah isolasi.

Pembatasan baru diumumkan untuk berbagai kegiatan yang tak penting sehingga negara itu mendekati lockdown yang diterapkan di beberapa negara Eropa.

Beberapa kebijakan baru itu adalah membatasi jumlah orang yang boleh hadir dalam acara pernikahan hanya lima orang yakni pasangan pengantin, dua saksi dan tamu undangan. Adapun acara pemakaman akan dibatasi hanya 10 tamu.

Sekitar setengah dari 2.250 kasus corona di Australia berada di New South Wales yang memiliki penduduk terpadat di negara itu. Yang terbaru, dua anak yakni bayi laki-laki umur dua bulan dan gadis umur tujuh tahun dites positif corona.

“Jumlah kasus di negara bagian itu bertambah labih dari 200 dalam semalam,” ungkap pernyataan otoritas Australia.

Ada delapan orang tewas akibat virus itu di Australia, sebagian besar di New South Wales.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1472 seconds (0.1#10.140)