Selamatkan Perjanjian Damai, Pompeo Lakukan Kunjungan Mendadak ke Afghanistan
A
A
A
KABUL - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo dilaporkan melakukan kunjungan mendadak ke Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Pompeo disebut melakukan kujungan ke Kabul untuk membantu menyelamatkan kesepakatan bersejarah antara Washington dan Taliban, yang dicapai pada Februari lalu.
Pompeo dilaporkan akan melakukan pertemuan dengan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani dan sejumlah tokoh politik Afghanistan lainnya, termasuk tokoh oposisi Abdullah Abdullah.
Menurut sejumlah sumber diplomatik di Kabul, Kunjungan Pompeo diawasi dengan cermat untuk mengetahui apakah hal itu dapat menyelesaikan kebuntuan politik selama berminggu-minggu di negara tersebut.
"Kita akan lihat apakah, itu berarti semuanya dinegosiasikan dan mereka siap untuk penyelesaian akhir," kata sumber tersebut, yang menolak disebutkan namanya, seperti dilansir Reuters pada Senin (23/3/2020).
Perselisihan mengenai pembebasan tahanan dan persaingan para politisi telah menghambat kemajuan dalam mediasi antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, yang bukan merupakan pihak dalam kesepakatan AS-Taliban, yang ditandatangani di Doha.
Kesepakatan yang ditandatangani pada 29 Februari bertujuan untuk membuka jalan bagi Taliban untuk bernegosiasi dengan pemerintah Afghanistan, termasuk pakta untuk menarik pasukan asing yang secara efektif akan mengakhiri perang terpanjang Amerika Serikat.
Tetapi pemerintah Afghanistan dan Taliban belum memulai negosiasi formal seperti yang direncanakan, sebagian dihalang-halangi oleh perselisihan sengit antara Ghani dan Abdullah, yang telah menghentikan penunjukan tim negosiasi untuk mewakili pemerintah Afghanistan.
Pompeo dilaporkan akan melakukan pertemuan dengan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani dan sejumlah tokoh politik Afghanistan lainnya, termasuk tokoh oposisi Abdullah Abdullah.
Menurut sejumlah sumber diplomatik di Kabul, Kunjungan Pompeo diawasi dengan cermat untuk mengetahui apakah hal itu dapat menyelesaikan kebuntuan politik selama berminggu-minggu di negara tersebut.
"Kita akan lihat apakah, itu berarti semuanya dinegosiasikan dan mereka siap untuk penyelesaian akhir," kata sumber tersebut, yang menolak disebutkan namanya, seperti dilansir Reuters pada Senin (23/3/2020).
Perselisihan mengenai pembebasan tahanan dan persaingan para politisi telah menghambat kemajuan dalam mediasi antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, yang bukan merupakan pihak dalam kesepakatan AS-Taliban, yang ditandatangani di Doha.
Kesepakatan yang ditandatangani pada 29 Februari bertujuan untuk membuka jalan bagi Taliban untuk bernegosiasi dengan pemerintah Afghanistan, termasuk pakta untuk menarik pasukan asing yang secara efektif akan mengakhiri perang terpanjang Amerika Serikat.
Tetapi pemerintah Afghanistan dan Taliban belum memulai negosiasi formal seperti yang direncanakan, sebagian dihalang-halangi oleh perselisihan sengit antara Ghani dan Abdullah, yang telah menghentikan penunjukan tim negosiasi untuk mewakili pemerintah Afghanistan.
(esn)